Fahmi Idris Dukung Rizal Ramli Jadi Capres

Tokoh senior Partai Golkar Fahmi Idris bertemu dengan Rizal Ramli.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA - Tokoh senior Partai Golkar Fahmi Idris bertemu dengan ekonom Rizal Ramli di kediamannya, Jakarta, pada Jumat, 5 November 2021. Dalam kesempatan itu, Fahmi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa saat ini khususnya berkaitan dengan kepemimpinan nasional.

Usai Gunakan Hak Pilihnya, Donald Trump: Saya Sangat Yakin Menang

Fahmi yang merupakan anggota Dewan Pembina Partai Golkar itu menekankan sudah saatnya Indonesia dipimpin oleh orang pintar yang memiliki integritas.

Ekonom Rizal Ramli bertemu dengan tokoh senior Partai Golkar, Fahmi Idris.

Photo :
  • Istimewa.
Digelar Hari Ini, Jutaan Warga Berbondong-bondong ke Bilik Suara Pilpres AS 2024

Memahami Persoalan Bangsa

Syarat lainnya selain pintar dan mempunyai integritas, figur tersebut menurutnya juga harus memahami persoalan bangsa dan harus mampu bekerja untuk menjadikan Indonesia lebih baik.

Trump Tolak Hadiri Debat Capres Kedua Lawan Kamala Harris: Saya Sudah Menang

Lantas, siapa figur yang Fahmi maksud? Dia pun menyampaikan dukungan pada Rizal yang juga pernah menjadi tokoh pergerakan mahasiswa angkatan 1978 tersebut.

“Saya secara pribadi sejak lama mendukung Rizal Ramli untuk menjadi calon presiden,” kata mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu.

Baca juga: Rizal Ramli Dinilai Layak Pimpin Indonesia

Fahmi mengungkapkan dukungannya kepada Rizal Ramli untuk memimpin negeri ini bersifat pribadi karena sebagai tokoh Golkar, ia terikat oleh aturan partai.

Fahmi Idris dan Rizal Ramli.

Photo :
  • Istimewa.

Jangan Primordialistik

Hal lain yang disinggung Fahmi berkaitan dengan masalah figur calon presiden ialah hendaknya figur calon presiden jangan dibentur-benturkan dengan persoalan-persoalan yang bersifat primordialistik, seperti Jawa atau non-Jawa.

"Esensi yang terpenting adalah negeri ini sudah 76 tahun mengenyam kemerdekaan, jangan lagi dipimpin oleh pemimpin  yang tidak cerdas dan yang tidak mampu memajukan Indonesia," tutur tokoh pergerakan mahasiswa Angkatan 1966 tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya