Golkar Bicara Peluang Koalisi dengan PDIP di Pilpres 2024
- VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.
VIVA - Partai Golkar membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai besar seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam mencalonkan presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024. Namun, Golkar berharap penentuan capres dan cawapres bukan ditentukan dari partai mana yang lebih besar dari partai lainnya.
"Tapi tentunya kan masing-masing bukan karena partai besar, kemudian harus jadi presiden. Bukan karena partai nomor dua, harus terus wakil, bukan begitu," kata Ketua Bidang Penghubung Antar Lembaga Politik DPP Partai Golkar, Firman Soebagyo, saat berbincang dengan wartawan, Kamis, 28 Oktober 2021.
Firman menuturkan koalisi untuk pencalonan presiden merupakan sebuah keharusan karena hampir tidak ada partai politik yang bisa mencalonkan sendiri. Hal ini merupakan konsekuensi dari sistem multi partai di Indonesia.
Baca juga: Peringati Sumpah Pemuda, Airlangga Ungkit Moncernya Golkar di 2020
Karena itu, lanjut dia, berbagai kemungkinan-kemungkinan di dalam politik termasuk berkoalisi dengan PDIP bisa saja terjadi. Namun tentunya akan berproses dan mengikuti dinamika yang berkembang dan mengikuti irama masing-masing partai.
"Kalau dirasa itu merupakan suatu kebutuhan dan merupakan suatu kesepakatan (koalisi) yang bisa dilakukan ya kenapa tidak, kan begitu. Tapi tentunya kan masing-masing bukan karena partai besar," katanya lagi.
Anggota Komisi IV DPR itu mengatakan penentuan capres dan cawapres harus dilihat dari tingkat keterpilihan, popularitas dan elektabilitas para calonnya. Ia mengakui penentuan hal tersebut nantinya akan menimbulkan permasalahan antar partai yang ingin berkoalisi.
"(Solusinya) itu di menit-menit terakhir, itu akan ada keputusan politik," ujarnya.
Firman mengatakan jika memang koalisi dengan PDIP mengalami kebuntuan, tentu pihaknya terbuka berkoalisi dengan partai lain. Kebutuan itu terjadi ketika ada keinginan melakukan koalisi, tapi keduanya tetap pada pendirian untuk memposisikan calonnya di nomor 1.
"Nggak ada titik temu. Ketika sudah begitu dia harus cari alternatif lain. Bisa saja terjadi (koalisi dengan Nasdem, PKB dan lain-lain)," ujarnya.
Sementara saat ditanya kemungkinan ada agenda Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Firman menyerahkan sepenuhnya hal itu pada Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar. Partainya saat ini fokus pada konsolidasi di tingkat arus bawah yaitu di tingkat kepengurusan partai provinsi, kota dan kabupaten.
"Untuk mendorong agar Pak Ketua Umum ini tentunya harapan kami terus meningkat yang namanya popularitas dan elektabilitasnya. Namun kalau kembali untuk mengadakan pertemuan (dengan Megawati Soekarnoputri) adalah keputusan ketua umum," tutur alumni Universitas Gadjah Mada tersebut.