Duet Nasionalis Religius, PKB Buka Peluang Usung Airlangga-Muhaimin
- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mempertimbangkan duet Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Duet itu dinilai cocok diusung di Pilpres 2024 karena kolaborasi pasangan nasionalis dan religius.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan mayoritas kader ingin Cak Imin maju di Pilpres 2024. Ia menekankan hal ini baru aspirasi karena belum ada keputusan resmi melalui Rakernas PKB atau persetujuan Cak Imin.
Dia tak menampik momen kekompakan Airlangga-Cak Imin saat jalan pagi bersama di kawasan SCBD, Jakarta, Sabtu, 25 September 2021 bagian dari komunikasi politik jelang Pilpres 2024. "Ya, itu pasti jadi pertimbangan," kata Syaiful, Jumat, 1 Oktober 2021.
Syaiful menjelaskan, ada komunikasi mengarah soal pembahasan potensi koalisi antara Golkar dan PKB. Ia bilang waktu jelang Pilpres 2024 yang menyisakan kurang dari tiga tahun lagi akan dimanfaatkan kedua partai dan Airlangga-Cak Imin untuk mendongkrak elektabilitas.
"Masih ada waktu kok, untuk running, untuk sama-sama meningkatkan elektabilitas," jelas Syaiful.Â
Kemudian, ia menyebut PKB menghargai keputusan Golkar yang memutuskan Airlangga sebagai bakal capres dari partai berlambang pohon beringin itu. Namun, ia menyampaikan PKB juga sadar bila membahas formasi capres-cawapres dengan Golkar yang saat ini masih terlalu dini.Â
"Kita saling menghargai prinsipnya. Pak Airlangga hari ini diusung oleh Golkar, memang beliau kader terbaik di Golkar hari ini," jelas Syaiful.Â
Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menganalisa dengan sisa waktu kurang dari tiga tahun ini akan dioptimalkan bagi tokoh yang digadang-gadang masuk bursa capres-cawapres. Maka tak mengherankan bila banyak silaturahmi atau pertemuan tokoh politik yang tak terduga.
Menurut dia, komunikasi politik seperti yang dilakukan Airlangga dan Cak Imin saat jalan santai di SCBD sudah terlihat jelas untuk pendekatan.
"Bisa atau nggaknya Golkar koalisi dengan PKB itu kan nanti. Yang penting sekarang bagaimana pendekatan politik satu sama lain, saling mencari kecocokan untuk komunikasi yang enak," tutur Ujang.