PDIP Beri Penghormatan Terakhir kepada Sabam Sirait
- Antara/ Hardi
VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan memberikan penghormatan terakhir ke Sabam Sirait. Politikus senior PDIP itu meninggal pada Rabu malam, 29 September 2021 kemarin.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, keluarga besar partainya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sabam Sirait.
Sabam adalah senior partai yang kini duduk sebagai anggota parlemen Senator atau DPD RI. Kiprahnya di parlemen diketahui sudah dimulai sejak tahun 60'an.
"Pagi ini saya melaporkan kepada ibu Megawati Soekarnoputri. Seluruh keluarga besar PDI Perjuangan mengucapkan belasungkawa yang mendalam dan dengan mengingat jasa-jasa pak Sabam Sirait yang dikenal sebagai deklarator partai ketika fusi partai dilakukan pada tahun 1973 menjadi PDI. Maka Partai memberi penghormatan pada almarhum bapak Sabam Sirait melalui protokol partai," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis 30 September 2021.
Hasto dan partainya menaruh hormat besar terhadap Sabam akan pengalamannya yang panjang serta pengabdiannya terhadap bangsa dan negara.
Pernah menjadi Sekjen PDI tiga periode, saat partai banteng itu sebelum fusi yang kini bernama PDI Perjuangan.
"Atas jasa-jasanya yang begitu besar, maka seluruh anggota dan kader PDI Perjuangan memberikan penghormatan terbaik dan mendoakan semoga dilancarkannya jalannya dan mendapat tempat terbaik di surga," ujar Hasto.
"Selamat jalan Pak Sabam Sirait, buku yang mengungkapkan pengalaman Pak Sabam dengan menegaskan bahwa pada dasarnya politik itu suci akan terus menjadi pegangan guna memerkuat gerak PDI Perjuangan di dalam membangun peradaban bagi Indonesia Raya," sambung Hasto.
Diberitakan sebelumnya, Sabam Sirait menghembuskan napas terakhirnya di usia 85 tahun.
Kabar itu datang dari keterangan keluarga, Rabu malam 29 September 2021. Sabam yang merupakan pendiri PDI Perjuangan ini, sebelum bernama PDI, adalah politisi kawakan yang berkarir di parlemen selama lebih kurang 7 periode.
Di kalangan politisi, baik muda dan senior, pria kelahiran Tanjung Balai, Sumatera Utara itu amat disegani. Kawan politiknya begitu luas, tanpa sekat. Diantaranya tokoh Muhammadiyah yang juga politisi Partai Amanat Nasional almarhum A M Fatwa, almarhum Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tokoh demokrasi almarhum Adnan Buyung Nasution dan Akbar Tanjung.