Demokrat Sentil Marzuki Alie: Dulu Jadi Ketua DPR Karena SBY
- Istimewa
VIVA – Perseteruan pengurus Partai Demokrat dengan sejumlah mantan kadernya, masih terus berlanjut. Seperti dengan mantan Sekjen DPP dan Ketua DPR 2009-2014 Marzuki Alie.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta Marzuki untuk tidak terus-terusan menebar fitnah. Apalagi terhadap Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, yang menurutnya dulu berperan atas berbagai capaian politik yang diterima Marzuki.
"Janganlah playing victim terus, mengaku korban fitnah, tapi kerjanya mengumbar fitnah terus ke Partai Demokrat dan jajarannya. Kalau memang Marzuki Alie orang yang bermoral, tentu dia harus sadar bahwa jabatan sekjen partai dan ketua DPR RI yang didapatnya ketika itu, tentunya ada peran besar seorang SBY, orang yang sekarang ia fitnah dan hina dengan keji," kata Herzaky Mahendra Putra, kepada VIVA, Sabtu 22 Mei 2021.
Baca juga:Â Klaster COVID-19 di Kendal, 18 Warga Satu RT Positif Corona
Pertama, kata Herzaky, Marzuki Alie merupakan bagian dari pendukung KLB (Kongres Luar Biasa) ilegal yang hasilnya ditolak Kemenkumham. Ini diperkuat dengan kehadirannya di KLB Deli Serdang dan keterpilihan dirinya sebagai dewan pembina. Padahal, katanya, selaku mantan ketua DPR, posisi yang sangat terhormat, harusnya Marzuki tahu diri dan memberikan contoh yang baik. Bukan malah menjadi salah satu pelaku gerakan ilegal.
"Kedua, pemecatan Marzukie Alie adalah bentuk ketegasan Partai Demokrat atas perbuatannya dan sudah melalui tahapan-tahapan yang sesuai dengan mekanisme aturan internal PD. Pemecatan para pelaku GPK-PD juga merupakan aspirasi dari bawah, khususnya DPC dan DPD. Kalaupun Marzukie Alie mau mempersoalkan pemecatan silahkan sampaikan keberatan melalui forum yang sudah dijamin oleh UU Parpol," jelas Herzaky.
Ketiga, menurut Herzaky, Partai Demokrat selalu mengedepankan itikad baik terhadap para kader yang melakukan kesalahan. Namun menurutnya, tidak bisa memaafkan begitu saja para mantan kader yang telah mencoba merusak kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat.Â
"Silahkan Marzukie Alie cs mengikuti proses hukum yang ada, biar nanti hakim yang menentukan," ujarnya.
Terakhir, Herzaky menegaskan, tidak ada dinasti politik di tubuh Partai Demokrat, karena pemilihan ketua umum dilakukan secara demokratis sesuai aturan partai. Kemudian diperkuat dengan suara DPD dan DPC yang bulat dalam kongres. Termasuk solidaritas dan soliditas DPD, DPC, sayap partai, dan kader seluruh Indonesia ketika KLB terjadi.
"Jangan mengada-ada. Sebagai senior di politik, seharusnya memberikan contoh, dengan melakukan politik berintegritas, tidak menyebar fitnah dan kabar bohong," ujarnya
Sebelumnya, Marzuki Alie merasa sedang dizalimi oleh pengurus DPP Partai Demokrat kepemimpinan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Ada beberapa alasan mengapa Marzuki merasa dizalimiÂ
Pertama, dia merasa dikhianati, sebab awal pendirian berkomitmen membangun Partai Demokrat sebagai partai modern, partai terbuka dan bukan dinasti. Kedua ia difitnah dan dituduh ikut menggalang KLB. Ketiga, dipecat dan dituduh sebagai penghianat tanpa proses peradilan partai.