Anis Matta Yakin Perempuan Akan Berpengaruh di Pemilu 2024

Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

VIVA – Memperingati Hari Kartini 21 April, disebut juga sebagai awal kebangkitan perempuan di Indonesia. Tidak lagi hanya sekedar menjadi pelengkap dengan urusan domestik. Lambat laun, perempuan juga semakin eksis termasuk dalam politik.

Pada pemilu 2024 mendatang, perempuan diyakini akan semakin eksis. Bahkan dianggap bisa memiliki pengaruh besar yang cukup menentukan dalam politik Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta. Dia yakin, perempuan akan mampu eksis terlebih lagi di pemilu mendatang.

Baca juga: Menkeu: Kesetaraan Gender Bisa Tingkatkan Ekonomi US$12 Triliun

"Dalam Pemilu 2024 akan datang, kita akan menyaksikan Partai Gelora menjadi pelopor pemberdayaan perempuan Indonesia, karena pengaruh yang mereka berikan semakin besar dalam politik," kata Anis Matta, dalam keterangannya saat menjadi pembicara kunci  peringatan Hari Kartini Partai Gelora Indonesia dengan tema 'Perempuan Gelora, Perempuan Berdaya', dikutip Rabu 21 April 2021.

Partai politik sebagai wadah dalam perjuangan politik, menurutnya harus juga memberi ruang untuk perempuan bisa berdaya. Partai Gelora, lanjut Anis, mendorong dan memberi ruang bagi perempuan untuk bisa mengambil peran. Baginya,  agama, negara dan masyarakat memberi peluang bagi perempuan lebih berdaya dan berpartisipasi, tidak hanya di lingkungan sosial saja, tapi juga politik dan bisnis. 

"Insya Allah peluang-peluang ini bisa kita rebut. Perempuan Indonesia bersama Partai Gelora menemukan ruangnya untuk mengaktualisasi dirinya," ujar Anis Matta. 

Sementara Wakil Ketua Umum Gelora Fahri Hamzah mengatakan, saat ini peran perempuan harus diperkuat. Baik itu laki-laki dan perempuan harus saling menguatkan. Semua adalah sejajar dan setara, bukan sebaliknya.

Hambatan Struktural-Budaya Masih Batasi Partisipasi Perempuan dalam Politik, Menurut Peneliti

"Kita harus bangkit bersama dan saling menguatkan, karena laki-laki dan perempuan itu diciptakan berpasangan. Harus saling menguatkan, tidak boleh menganggap perempuan tidak ada. Inilah arti emansipasi sebenarnya," kata Fahri Hamzah. 

Maka tugas laki-laki, kata Fahri adalah bagaimana membuat perempuan juga bisa semakin berjaya. Dengan begitu, karena berpasangan maka laki-laki dan perempuan menyongsong masa depan apalagi di tengah ketidak pastian akibat pandemi COVID-19 saat ini.

Polisi Tangkap Pria Pembuang Jasad Wanita Terbungkus Kasur di Tangerang

"Laki-laki dan perempuan harus saling menguatkan dan bersatu. Ini waktunya bagi perempuan untuk bekerja, semakin setara dan kita bersama-sama bersatu menyongsong masa depan Indonesia," kata Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu.

Sementara itu, Guru Besar IPB dan Wakil Ketua Dewan Penasehat ICMI, Prof Dr Ir Aida Vitaliya Hubels peran negara dan pemerintah dalam memposisikan perempuan juga sangat besar. Seperti memberi kepercayaan kepada mereka untuk menduduki jabatan tertentu.

Kesenjangan Gender: Hanya 1 dari 10 Perempuan yang Pegang Peran Kepemimpinan

"Perempuan semakin kompeten dan kapabel. Ada yang jadi menteri, anggota DPR, gubernur, bupati, wali kota, rektor perguruan tinggi dan komisaris BUMN. Akses terhadap perempuan semakin terbuka," kata Aida. 

Adapun Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia Ratih Sanggarwati mengatakan, saat ini perempuan tetap terus berjuang. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang sudah setahun lebih melanda dunia dan Tanah Air.

Maka kata dia, ini bisa menjadi momentum berbagi dan memberi inspirasi, serta meningkatkan hak-hak kesetaraan gender kaum perempuan. 

"Perempuan saat ini berjuang di tengah situasi yang sulit, sehingga bisa memberikan inspirasi bagi keluarga dan lingkungannya," kata Ratih. 

Dalam rangka Hari Kartini, menurutnya perempuan sekarang harus bisa berpikir bagaimana mampu berkiprah dan memberi kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan begitu, maka bisa menjadi inspirasi untuk siapa saja.

"Sekarang perempuan dapat memaksimalkan perannya untuk ikut membangun Indonesia maju dan kokoh lagi. Bersama perempuan Gelora, perempuan berdaya," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya