Waketum PAN Sarankan Amien Rais Tak Gunakan Nama PAN di Partai Barunya
- VIVA/Lilis Khalisotussurur
VIVA – Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, sedang mempersiapkan partai baru. Ia baru mengumumkan bahwa asas partai itu adalah Islam Rahmatan Lil Alamain. Meski begitu, sejumlah pengikutnya menyebut kemungkinan nama partai baru itu adalah PAN Reformasi.
Keputusan mendirikan partai baru itu, mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi. Dia mengatakan, soal partai baru itu adalah sepenuhnya hak politik Amien Rais. Dengan kemungkinan nama partai baru itu sebagai PAN Reformasi, Viva melihat ada keinginan untuk mengambil suara dari PAN yang berdiri di awal reformasi 1998 lalu itu.
"Dalam pemberitaan di media Pak Amien Rais kemungkinan menamakan partai barunya dengan PAN Reformasi. Pemakaian nama PAN di partai baru tersebut adalah sesuatu yang wajar karena tentu masih berharap akan mendapatkan efek elektoral dari PAN yang sejak Pemilu 1999 sampai 2019 lolos di DPR RI," kata Viva kepada wartawan, Jumat, 11 September 2020.
Baca juga: Janji Renang ke NTT, Eks PAN: Mumtaz Rais Serang Ayahnya Sendiri
Menurut Viva, jika menggunakan nama PAN Reformasi untuk mengharapkan efek elektoral PAN, dapat dikatakan partai baru Amien Rais nanti tidak percaya diri dengan nama baru. Karena masih membawa embel-embel PAN. Dampak elektoralnya juga menurut dia tak signifikan, masyarakat akan menilai bahwa partai politik itu bukan PAN yang asli, tetapi partai politik baru yang ingin mendapatkan efek elektoral dari nama PAN.
"Menurut saya, kalaupun ada efek elektoral, getarannya sangat kecil alias non signifikan. Berbeda dengan kasus berdirinya Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. Meski para tokoh pimpinan partai politik baru itu adalah mantan kader Golkar, tetapi mereka tidak ingin atau tidak berharap akan mengeruk efek elektoral dari Golkar. Mereka percaya diri atas partai politik baru yang didirikan itu," kata Viva.
Faktor kedua yang membuat dampak elektoral PAN Reformasi tidak signifikan adalah kondisi saat ini. Menurutnya, upaya untuk membangun party identity membutuhkan perjuangan dan sumber daya partai yang besar. Suatu partai politik baru di tengah politik kontemporer mesti berjuang untuk membangun infrastruktur partai.
"Menyiapkan pengurus dan kader militan, harus lolos sebagai peserta pemilu, serta harus lolos parliamentary threshold yang setiap pemilu angkanya semakin naik sesuai ketentuan undang-undang pemilu," ujarnya.
Meski tokohnya hendak membuat partai baru, Viva menegaskan sampai dengan saat ini para kader PAN masih tetap solid. Tidak ada yang pindah ataupun memiliki keinginan bergabung dengan partai baru yang akan dibentuk Amien Rais. Kalau nantinya ada kader yang menyeberang, ia yakin jumlahnya tidak signifikan.
Terutama, kata Viva, para anggota legislatif mulai dari DPR RI, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/ kota, dan eksekutif PAN. Menurut dia, mereka telah berjuang memenangkan kompetisi elektoral sehingga sampai detik ini tidak ada satupun yang menyatakan akan keluar dari PAN.
"PAN saat ini fokus melakukan konsolidasi organisasi, penataan pengurus dan kader, membuat program kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat, dan terus berupaya berbuat baik bagi nusa dan bangsa," ujar Viva. (lis)