Megawati Soal Hoax Puti Cawalkot Surabaya: Tega-Teganya

Megawati Soekarnoputri hadir secara daring saat HUT RI di Istana Negara
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

VIVA – Saat DPP PDI Perjuangan belum mengumumkan nama pasangan calon di Pilkada Surabaya, beredar sebuah surat. Surat itu menugaskan Puti Guntur Soekarnoputri untuk maju di pilkada. Surat tersebut belakangan diketahui hoax (hoaks).

Respons Dasco soal Pernyataan Megawati Ada Pengerahan Aparat di Pilkada Jawa Tengah

Beredarnya surat itu, mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Megawati terlihat geleng-geleng kepala melihat itu. Apalagi sampai ada yang nekat untuk memalsukan tanda tangan dirinya dan Sekjen Hasto Kristiyanto.

Pada pengumuman yang dibacakan Ketua DPP Puan Maharani Rabu pagi tadi 2 September 2020, PDIP untuk Pilkada Surabaya mengajukan pasangan Ery Cahyadi - Armuji. Menurut Megawati, Ery-Armuji, dan pasangan calon yang diusung partainya di Pilkada Serentak 2020, merupakan wakil dari PDIP. Dan sebagai ketua umum, dirinya bertanggung jawab penuh atas keputusan itu.

Banyak Anomali di Pilkada 2024, Megawati Bakal Sampaikan Sikap Politik

"Karena saya sebagai Ketum nanti akan mempertanggungjawabkan ke kongres partai, itu namanya jalan organisasi," kata Megawati secara daring, Rabu 2 September 2020.

Baca juga: Surat PDIP Majukan Puti Guntur untuk Pilkada Surabaya, Cek Faktanya

Di TPS Megawati dan Keluarga Mencoblos Pramono-Rano Raih 216 Suara, RK-Suswono 77

Memang awalnya Sekjen Hasto Kristiyanto sempat menyebut sejumlah nama, termasuk Puti, dan keputusan belum dipublikasikan. Tapi menurut Megawati, pihak-pihak yang membuat dan mengedarkan surat rekomendasi palsu itu terlalu tega. Apalagi Puti adalah keponakannya sendiri.

"Sampai tanda tangan saya saja kemarin di Surabaya itu sampai dipalsukan. Kan heboh itu, viral. Yang dicalonkan Mbak Puti, itu keponakan saya, putrinya Pak Guntur. Tega-teganya coba," kata Megawati. 

"Tapi saya bilang sama Hasto (Sekjen DPP PDIP, red). Tuh To, yang namanya rekom saya itu, kan namanya suruh bayar saja nggak bisa dibeli, sampai dipalsu-palsu," tambah Megawati. 

Keutuhan Partai

Megawati mengatakan, rekomendasi untuk pilkada hanya dua orang yang tahu. Yakni dia sendiri dan Prananda Prabowo, putranya yang juga ketua DPP. Mega beralasan, hal itu dilakukan untuk menjaga keutuhan partai. Tidak bisa diintervensi oleh siapapun, dan tidak ada yang bisa membocorkan siapa nama yang diusung.

"Begitu kuatnya saya untuk melindungi kalian lho. Rekomendasi itu nanti, yang asli itu ada barcodenya. Yang tak ada barcode, tak ada yang tahu. Artinya sulit sekali dipalsukan. Jadi sampai seperti itu lho. Yang tahu (keputusan Surabaya) hanya saya, terus Mas Prananda (Ketua DPP PDIP bidang ekonomi kreatif). Sudah, titik. Jadi  kalau ada yang palsu-palsu, ya gampang, saya langsung tahu. Itu untuk apa? Melindungi kalian lho. Kalian yang sudah saya beri tanda tangan," urai Putri Proklamator RI Bung Karno itu.

Megawati lalu membuka sedikit dinamika memimpin partai. Menurutnya, banyak yang karena ingin dicalonkan PDIP di pilkada, mencoba mendatangi dirinya. Ada yang meminta secara pribadi.

"Tapi saya selalu teguh, Alhamdulillah. Tidak, saya bilang. Karena mekanisme keputusannya itu ada. Jadi jangan deh, karena yang akan jadi tarung adalah ini (Ery-Armuji), itu terus ndak mau turun ke struktur partai. Karena nanti seluruh kekuatan kita akan saya turunkan. Yang struktur partai, anggota DPR, DPRD, yang dari dapil situ, semua harus turun memberitahukan kepada rakyat, seperti apa sebenarnya PDI Perjuangan dan ini calonnya. Tolong, minta tolong dengan rendah hati untuk dipilih," pungkas Megawati. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya