Partai Baru Amien Rais Dinamakan PAN Reformasi, Logonya Mirip PAN
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, bersikukuh untuk mendirikan partai baru, setelah partai yang digawanginya di awal Reformasi 1998 itu, dianggap telah mengecewakan. PAN Reformasi, adalah nama yang dipilih.Â
Hal itu disampaikan oleh loyalis Amien Rais, Agung Mozin. Diakuinya memang telah ada beberapa usulan nama yang akan dipakai. Usulan yang menguat saat ini adalah tetap ada PAN tetapi ditambah Reformasi sehingga menjadi PAN Reformasi.
Pihaknya juga sedang menyiapkan logo dari PAN Reformasi. Logo yang akan digunakan nanti, tak akan berbeda jauh dari logo yang digunakan oleh PAN saat ini, yaitu matahari.Â
"Setelah melalui diskusi yang panjang ternyata usulan yang menguat adalah nama partai PAN Reformasi, sedangkan logo tidak jauh berbeda dengan logo PAN," kata Agung kepada VIVA, Jumat, 28 Agustus 2020.
Baca juga:Â ISRC: Partai Baru Amien Rais Akan Lebih Berat Capai Parlemen Threshold
Agung mengatakan, terkait nama dan logo ini saat ini masih terus dimatangkan. Kepastiannya nanti akan disampaikan pada waktu mendekati deklarasi partai. Menurut rencana, partai itu akan di-launching pada Desember 2020.
"Hal ini masih akan diputuskan pada waktu yang tepat. (Nama dan logo akan digunakan) Jika tidak ada perubahan usulan dari semua stakeholder," kata Agung.
Diberitakan sebelumnya, setelah menyatakan diri tidak lagi berada di Partai Amanat Nasional, Amien Rais memutuskan untuk mendirikan partai baru. Ia keluar dari partai yang didirikannya itu karena saat ini partai politik yang ada tidak mampu lagi menyuarakan aspirasi masyarakat.
Konflik internal di partai berlambang matahari itumencuat saat kongres di Kendari Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu. Kongres kembali mengukuhkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum untuk lima tahun ke depan.
Â
Presidential Threshold Selama Ini Mengeksklusi Kandidat Potensial, Menurut Pakar Hukum
Pakar hukum mengatakan presidential threshold 20 persen selama ini mengeksklusi ruang politik bagi kandidat potensial; calon presiden bukan atas keinginan masyarakat.
