KAMI Diminta Bisa Kritik Secara Cerdas dan Penyeimbang yang Produktif

Din Syamsuddin Cs Deklarasi KAMI
Sumber :
  • Eduward Ambarita

VIVA – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dideklarasikan oleh sejumlah tokoh. Para tokoh ini memang sebelumnya memilih berseberangan dengan Presiden Joko Widodo, walau sejumlah tokohnya pernah berada di dalam pemerintahan.

Jika Tak Minta Maaf ke Din Syamsuddin, GAR ITB Diancam Dipolisikan

Beberapa tokoh yang ikut deklarasi seperti Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Said Didu, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, dan tokoh-tokoh lain yang disebut ada dalam barisan ini seperti Rizal Ramli hingga Rachmawati Soekarnoputri. Din tercatat pernah menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, dan mundur pada 2018 lalu. Rizal Ramli pun pernah menjadi Menko Kemaritiman di periode pertama Kepresidenan Jokowi 2014-2019.

Munculnya KAMI, dianggap sebagai oposisi baru dari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Pengamat politik yang juga Direktur IndoStrategi Research And Consulting, Arif Nurul Iman mengatakan, KAMI bisa saja menjadi kekuatan kritis dalam pemerintahan yang berjalan saat ini.

Intelektual Muhammdiyah: Din Syamsuddin Pengusung Islam Tengahan

"Apakah akan bertaji dan bisa menyampaikan kritik secara cerdas, saya kira sangat tergantung situasinya. Namun jika melihat orang-orang yang bergabung KAMI seharusnya mereka bisa melakukan kritik secara cerdas dan menjadi kekuatan penyeimbang produktif," kata Arif kepada VIVA, Rabu 5 Agustus 2020.

Baca juga: Stunting Masih Jadi Masalah Besar RI, Terawan dan Tito Diminta Fokus

JK: Din Syamsuddin Mengkritik Sebagai Akademisi

Karena bukan sebagai partai politik yang memiliki kekuatan politis dalam setiap kebijakan pemerintah, menurutnya KAMI bisa menjadi kelompok penekan. Tapi mestinya menyampaikan gagasan tandingan dari apa yang menjadi kebijakan pemerintah saat ini. Menurutnya, gagasan dan wacana tandingan lah yang mestinya dikedepankan jika memang mau membangun sikap oposisi terhadap pemerintahan.

Menurutnya, oposisi pemerintah harusnya bukan sekedar bersikap berseberangan dengan pemerintah. Sebagai oposisi, yang menganggap kebijakan pemerintah tidak berpihak pada rakyat luas, harusnya mampu juga membuat gagasan tandingan. Dengan begitu, oposisi cerdas yang selama ini disorot bisa hadir.

"Kalau KAMI bisa melempar gagasan alternatif yang cerdas terhadap aneka kebijakan pemerintah tentu kehadiran mereka sangat baik bagi iklim demokrasi. Apalagi di tengah situasi parpol mayoritas mendukung pemerintah. Namun jika sekadar asal beda, tentu kehadiran mereka hanya sekadar 'meramaikan' saja," jelas Arif.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah tokoh berkumpul dan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Mereka menganggap, negara saat ini sudah melenceng jauh dari yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa.

Beberapa tokoh seperti Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, Abdullah Hehamahua hingga Said Didu, nampak hadir. Mereka menyatakan koalisi ini merupakan gerakan moral yang terbentuk atas keresahan bersama terhadap kondisi bangsa terkini.

"KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu. Kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia," kata Din saat hadir dalam deklarasi di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu 2 Agustus 2020. (ren)

Ketua Bappilu Nasdem, Effendy Choirie

Cak Imin Diperiksa Usai Deklarasi Jadi Cawapres, NasDem: 13 Tahun KPK Ngapain Aja?

Politikus NasDem, Effendy Choiri atau Gus Choi mempertanyakan KPK yang tiba-tiba ingin memeriksa Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin)

img_title
VIVA.co.id
6 September 2023