Jokowi Ancam Reshuffle, Putra Amien Rais Diusulkan Jadi Menteri?
- Instagram @mumtaz.rais
VIVA – Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI, Sauleh Partaonan Daulay, menanggapi munculnya nama anak Amien Rais yakni Ahmad Mumtaz Rais untuk diusulkan menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, apabila Presiden Joko Widodo jadi melakukan reshuffle.
Menurut dia, sebenarnya yang menjadi perbincangan adalah apakah benar Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle terhadap para pembantunya untuk periode 2019-2024 ini. Sebab, ia curiga Presiden Jokowi cuma memarahi kinerja para menterinya saja agar diketahui masyarakat Indonesia.
"Yang diperbincangkan ini apakah ada kemungkinan reshuffle, ya kita tunggu Presiden. Jangan-jangan ini cuma marahnya saja, belum tentu ada reshuffle kabinet," kata Sauleh dikutip dari tvOne pada Selasa, 7 Juli 2020.
Ia mengatakan tidak tepat apabila Mumtaz Rais dikaitkan dengan sosok untuk menggantikan menteri itu dari PAN, karena sampai saat ini posisi partai yang diketuai oleh Zulkifli Hasan itu tidak bergabung dalam koalisi Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Perlu dicatat, sampai hari ini posisi PAN itu di luar pemerintahan," ujarnya.
Baca juga:Â Analisis BMKG Terkait Gempa Banten 5,4 SR yang Terasa Sampai Jakarta
Kaum milenial
Sementara, Saleh menjelaskan kenapa bisa muncul nama Mumtaz Rais untuk diusulkan masuk dalam kabinet menteri. Menurutnya, muncul nama Mumtaz Rais itu berawal dari kelompok milenial PAN yang sering berdiskusi tentang kebangsaan. Nah, mereka punya motivasi kuat ingin berkontribusi untuk bangsa.
"Lalu mereka menyebut nama Mumtaz Rais. Menurut kami dan teman-teman milenial, Mumtaz Rais ini sosok yang betul-betul dianggap mampu mewakili kalangan milenial, jika memang nanti pada sewaktu-waktu kita putuskan bergabung dengan pemerintah," jelas Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga marah-marah dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020. Menurut dia, bidang kesehatan dianggarkan Rp75 triliun tapi baru keluar 1,53 persen. Untuk itu, Presiden Jokowi memerintahkan anggaran belanja segera dikeluarkan.
"Uang beredar ke masyarakat ke rem ke situ semua, segera itu dikeluarkan dengan penggunaan-penggunaan yang tepat sasaran, sehingga men-trigger ekonomi. Pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesialis, tenaga medis segera keluarkan. Belanja-belanja untuk peralatan, segera keluarkan. Ini sudah disediakan Rp70 triliun," katanya.
Di samping itu, Presiden Jokowi menyebut situasi saat sekarang saat terjadi pandemi sudah semestinya diatasi dengan langkah-langkah yang luar biasa atau extraordinary. Jokowi bahkan mengultimatum akan reshuffle kabinet, bila itu dibutuhkan.
"Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," tandasnya.