Sentil Arief Poyuono, Habiburokhman: Garis Gerindra Jelas Anti PKI

VIVA – Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mencuat karena pernyataannya yang viral terkait isu Partai Komunis Indonesia (PKI). Puyuono pun ditegur internal Gerindra agar tak asal bicara.

Dituduh PKI, Risma Klaim Kakek Buyutnya Bersaudara dengan Pendiri NU Hasyim Asy’ari

Juru Bicara Gerindra, Habiburokhman mengingatkan Pouyono bahwa garis partai jelas anti PKI. Ia menekankan ucapan Poyuono tak mewakili Gerindra.

"Saya seh ingatkan Arief Poyuono bahwa garis partai jelas anti PKI. Dan, kita sangat waspada thd kebangkitan PKI," tulis Habiburokhman di akun Twitternya, @habiburokhman yang dikutip pada Rabu, 17 Juni 2020.

Terpopuler: Sosok Jenderal TNI Tolak Penayangan Film G30S/PKI, Geger Pesta Seks Tukar Pasangan

Habiburokhman juga sudah menasihati Poyuono agar patuh dan tak asal bicara yang memunculkan kontroversi. Menurutnya, lebih baik Poyuono menyampaikan permohonan maaf jika ucapannya menyinggung publik.

"Saya sarankan beliau minta maaf saja kepada publik kalau ucapannya sempat menyinggung. Kalau benar masih merasa Gerindra seharusnya ikut garis partai," ujar Habiburokhman saat dikonfirmasi VIVAnews.

TAP MPRS 33/1967 Dicabut, Menkumham Sebut "Simbol Pemulihan Martabat Bung Karno"

Merespons peringatan dari Partai Gerindra, Poyuono menjawab santai. Ia bilang sejak zaman Orde Baru, PKI selalu dibilang bangkit. Namun, kenyataannya tak demikian.

Poyuono punya penjelasan soal ucapannya terkait isu PKI yang mendiskreditkan Joko Widodo.

"Yang jelas aneh, masa kok dibilang PKI bangkit. Selama Reformasi kok cuma di era Joko Widodo. Ini sama saja mendiskreditkan pak Joko Widodo," tutur Poyuono.

Dia menyampaikan saat ini zaman sudah berubah apalagi ada pandemi Corona (Covid-19). Kata Poyuono, rakyat saat ini butuh program nyata untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia.

"Udah enggak laku tuh isu PKI bangkit. Yang dibutuhkan rakyat adalah bagaimana dana program penyelamatan ekonomi yang dibuat pak Jokowi agar membuat ekonomi Indonesia bangkit dan rakyat iso ngolet pangan dan kerjaan," ujar Poyuono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya