Perseteruan Khofifah-Risma, Demokrat: Duduk Bareng, Selamatkan Rakyat

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Sumber :
  • Eduward Ambarita/VIVAnews.

VIVA – Di tengah pandemi Corona (Covid-19) muncul perseteruan antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Perseteruan ini terkait penggunaan 2 mobil untuk tes polymerase chain reaction (PCR)

Quick Count Pilkada Jatim Data 100 Persen: Khofifah-Emil Unggul 57.23 Persen

Kisruh Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya itu dinilai karena rivalitas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Baca Juga: Jawab Amukan Risma, Gugas Jatim Paparkan Kronologi Bantuan Mobil PCR

Charta Politika: Khofifah-Emil Unggul di Pilkada Jatim, Risma-Hans dan Luluk-Lukman Sulit Mengejar

Merespons itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Demokrat, Andi Arief menyampaikan saran agar kedua kepala daerah perempuan itu bisa berdamai.

"Soal perseteruan Ibu Khofifah-Ibu Risma: Partai Demokrat ini beraliran rekonsiliatif. Jadi, saran kami duduk bareng aja antara keduanya. Selamatkan rakyat," tulis Andi Arief di akun Twitternya, @AndiArief_ yang dikutip VIVAnews pada Senin, 1 Juni 2020.

Ungguli Risma dan Luluk, Khofifah Yakin Hasil Quick Count Tak Beda dengan Real Count

Andi meyakini kedua figur itu ingin berbuat terbaik untuk rakyat. Keduanya juga dianggap putri terbaik di Jawa Timur.

"Keduanya pasti ingin rakyat selamat. Dua2nya putri terbaik di jawa Timur. Di tengah pandemi jangan ada keributan," ujar Andi.

Demokrat merupakan salah satu partai pengusung Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak di Pilkada Jawa Timur 2018 lalu.

Khofifah dan Risma jadi perhatian publik. Hal ini karena sikap saling klaim antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya soal penggunaan mobil untuk tes polymerase chain reaction (PCR).

Baca Juga: Risma Ogah Sebut Corona di Sampoerna Jadi Klaster Penularan Baru 

Baik Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya saling mengklaim berhak memakai mobil PCR yang dipinjamkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut.

Sebelumnya, Risma naik pitam di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 29 Mei 2020. Dalam video yang beredar di kalangan wartawan, ia berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon genggam dengan nada ketus.

Dia geram lantaran dua mobil PCR BNPB untuk Surabaya diserobot Gugus Tugas (Gugas) Covid-19 Jawa Timur dan dialihkan ke daerah lain. Politikus PDIP itu pun murka saat mendengar info dua mobil PCR tersebut dialihkan Gugas Jatim ke daerah lain. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar ParawansaGubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa

Mendengar itu, ia langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak soal itu. Bahkan, Risma melaporkan itu langsung ke Kepala BNPB Doni Monardo. Risma mengaku lebih berhak menggunakan mobil tersebut karena telah meminta langsung kepada Doni dan Seskab Pramono Anung.

Gugas Penanganan dan Percepatan Corona Jatim pun menyampaikan penjelasan soal permohonan bantuan mobil itu tiba di Surabaya. Ketua Rumpun Logistik Gugas Covid-19 Jatim, Subhan Wahyudiono, mengatakan pihaknya sudah mengajukan pada 11 Mei 2020.

"Kami mengajukan kepada Gugus Tugas Covid-19 pusat, permohonan dukungan percepatan penegakan diagnosis,” kata Subhan, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat malam, 29 Mei 2020

Dalam surat bernomor 00/34/COVID-19/V/2020 itu, dua poin bantuan diajukan ke Gugas Covid-19 pusat, yaitu 15 unit mesin RT-PCR dan 3.500 buah cartridge untuk didistribusikan ke rumah sakit-sakit yang membutuhkan. 

“Yang kami minta bantuan ialah mesin PCR 15 unit,” tandas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim itu.

Update seputar informasi Corona dengan klik tautan ini.
 

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya