Anggota DPD: Berdamai dengan Corona, Berarti Negara Gagal

Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Angelo Wake Kako.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVAnews - Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Angelo Wake Kako, merespons ajakan pemerintah berdamai dengan virus corona sebagai bentuk kegagalan negara dalam menjamin kehidupan warganya. Menurut Angelo, hal ini dikarenakan sejak penetapan status darurat nasional yang akan berakhir di penghujung Mei, belum ada tanda-tanda perubahan yang menjanjikan, melalui intervensi negara, di mana grafik angka positif corona masih mengalami peningkatan yang signifikan setiap harinya.

5 Tahun Usai Pandemi COVID-19, Heboh Penyakit Baru Menyebar di China! Ini Faktanya

"Menyuruh warga negara berdamai dengan corona, berarti kita mengakui bahwa kita kalah dalam pertarungan ini, dan menunjukkan bahwa negara ini gagal menjalankan fungsinya sebagaimana tercantum dalam tujuan nasional pendirian negara bangsa ini, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia," kata Senator asal Nusa Tenggara Timur tersebut pada Senin, 18 Mei 2020.

Angelo menilai bahwa sejak awal dirinya sudah melihat ketidakseriusan pemerintah, yang ditandai dengan kebijakan yang bertolak belakang ketika virus corona mulai muncul. Salah satu kegagalan yakni pemberlakuan tiket murah, dan subsidi bagi sektor usaha penerbangan, mengabaikan persiapan infrastruktur kesehatan yang mumpuni untuk menghadapi Covid-19.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

"Sejak awal tahun, ketika corona belum teridentifikasi di Indonesia, pemerintah bukannya gelontorkan uang untuk persiapan fasilitas kesehatan, malah memberikan subsidi untuk perusahan penerbangan untuk menggenjot pariwisata, padahal waktu yang cukup 2 bulan untuk kita persiapkan faskes sebelum corona teridentifikasi di Indonesia awal Maret," katanya.

"Sekarang, tanpa ada kejelasan indikator keberhasilan dalam penanganan Covid-19, kita udah disuruh berdamai dengan virus. Ini sebenarnya ada negara enggak Indonesia ini," lanjut Angelo.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Senator Lulusan Magister Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia, ini juga mengakui bahwa momentum untuk berdamai dengan virus pasti ada, tapi bukan sekarang, di tengah tingginya angka penularan dan tingkat kematian. Menurutnya, itu bisa dilakukan ketika kurva melandai, butuh beberapa bulan lagi.

"Namanya virus nggak akan hilang, tapi bukan sekarang lah disuruh berdamai. Masa berdamai di tengah tingginya angka penularan dan kematian akibat covid? Nanti ada saatnya ketika kurva melandai, baru kita diajak berdamai, sembari mempersiapkan masyarakat untuk memulai sesuatu yang baru di masa depan," tutur Angelo.

Ilustrasi populasi warga China.

China Diserang Virus Baru HMPV yang Menyebar Cepat, Bakal Sama Seperti COVID-19?

Berbagai laporan di media sosial menunjukkan bahwa virus ini menyebar dengan cepat. Bahkan beberapa rumah sakit mulai kewalahan mengatasi pasien seperti masa COVID-19.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025