Penolakan Jenazah Pasien Corona Lukai Hati Keluarga yang Ditinggalkan
VIVA – Ketua umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Diaz Hendropriyono, mengecam keras para provokator yang menolak jenazah pasien Covid-19. Menurut dia, alasan penolakan jenazah tak masuk akal. Ia mencontohkan, perawat jenazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang dan di beberapa daerah lain di Jakarta, yang mendapat penolakan saat ingin dimakamkan.
"Sangat tidak logis dan tidak ilmiah. Sejak pertengahan Maret lalu, saya sudah bicara. Kepala-kepala daerah harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa media tanah tidak akan menularkan virus Covid-19. Cara berkembang virus sangat berbeda dengan bakteri,” kata Diaz, Rabu 15 April 2020.
Berdasarkan paparan medis, dikatakan bahwa virus yang dikenal corona ini tidak menyebar ketika terkubur di tanah. Hal itu setelah, dia mendapat penjelasan dari Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dr. Panji Hadisoemarto, dalam sebuah wawancara.
"Virus kan memerlukan sel inang hidup untuk bertahan hidup, sementara bakteri masih mungkin hidup tanpa inang," ujarnya.
Staf Khusus Presiden ini bilang, akibat ketidakpahaman masyarakat dan informasi simpang siur membuat masyarakat abai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ia meminta, aparat hukum menindak jika ditemukan provokatif yang memanfaatkan situasi tersebut. Masyarakat, kata dia, juga diminta percaya kepada pekerja- pekerja medis atau tenaga kesehatan yang bekerja menguburkan pasien.
"Biar bagaimanapun korban Covid-19 ini adalah keluarga kita juga. Jika ditolak dimakamkan di daerah asalnya pasti akan melukai hati orang tua dan kerabatnya. Apalagi kan mereka korban virus, bukan penjahat. Kalau masyarakat paham, prosedur pemakaman jenazah dengan dilapisi plastik berlapis dan disemprot disinfektan itu sudah sangat aman. Jangan karena tidak paham jadi semena-mena,” kata dia.