Atasi Keterpurukan Ekonomi, Indonesia Dinilai Butuh Pemimpin Berani

Rizal Ramli dalam seminar 'Membedah Konsep Ekonomi Gus Dur'.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVAnews - Indonesia dinilai butuh pemimpin yang berani mengambil keputusan dan memiliki terobosan dalam mengatasi persoalan ekonomi yang semakin tidak menentu. Terlebih lagi, di tengah merebaknya wabah virus corona alias Covid-19, laju nilai tukar rupiah semakin anjlok dalam beberapa pekan terakhir, dan telah menembus angka lebih dari Rp16.000 per dolar AS, lebih parah ketimbang saat reformasi 1998.

PPN 12% Cuma Buat Barang Mewah, Apindo: Ruang bagi Dunia Usaha untuk Dorong Ekonomi

Begitu juga dengan utang Indonesia yang turut membengkak. Tercatat per Februari 2020, utang Indonesia sebesar Rp4.948,18 triliun. Di satu sisi, tidak ada kerja tim ekonomi yang efeknya terasa bagi pemulihan ekonomi.

Bahkan di periode kedua, Presiden Joko Widodo masih konsisten menyalahkan faktor eksternal, seperti perang dagang Amerika Serikat dan China serta dampak corona sebagai alasan ekonomi lesu.

Pemerintah Pastikan Gelontorkan Paket Stimulus Rp 38,6 Triliun pada 2025

Sementara di internal, pemerintahan Jokowi tidak melakukan terobosan berarti. Laju ekonomi yang berada di angka 4 persen pada penghujung tahun 2019 diprediksi akan semakin nyungsep di tahun ini.

Menurut aktivis dari Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Adamsyah Wahab, solusi untuk keluar dari krisis ekonomi yang semakin menakutkan adalah dibutuhkannya pemimpin yang mampu membuat Indonesia bangkit dengan berbagai terobosan yang dimiliki.
Salah satu nama yang disodorkan adalah Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Rizal Ramli.

Ekonomi Digital Dinilai Jadi Kunci Kejar Target Pertumbuhan 8 Persen, Begini Penjelasannya

Menurutnya, kelas ekonom senior itu bukan lagi Menteri Keuangan atau Menteri Perekonomian lagi, melainkan sudah layak jadi pemimpin di negeri ini.

“Bang Rizal Ramli dengan segala hormat. Saatnya abang pimpin Indonesia yang mandiri. Pimpin kami bang!” ujarnya kepada wartawan, Jumat, 20 Maret 2020.

Pernyataan Adamsyah Wahab cukup beralasan. Sebabnya, Rizal Ramli teruji berhasil mengatasi krisis yang terjadi di masa transisi. Di era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, jurus Rizal Ramli terbukti ampuh membangkitkan ekonomi dari yang sebelumnya minus 3 persen menjadi 4,5 persen, atau terdongkrak 7 persen.

Rizal Ramli juga berhasil memberi catatan baik di era Gus Dur dengan menurunkan angka kemiskinan hingga 5,5 persen.

Khusus untuk masalah utang, Rizal Ramli punya terobosan yang jitu kala itu yaitu dengan melakukan barter. Tepatnya saat utang ke pemerintah Jerman dibarter dengan ratusan ribu hektar lahan untuk konservasi di Kalimantan. Sementara, utang ke Kuwait dipotong bunga mahal dengan bunga murah.

Tak ayal utang Indonesia kala itu turun hingga 4,5 miliar dolar AS. Uniknya lagi, di saat utang turun, laju ekonomi saat itu justru malah naik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya