Bamsoet Soroti Pemodal Besar Bantu Pemenangan Ketum Partai

Ketua MPR Bambang Soesatyo
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo menyoroti keberadaan investor atau pemodal besar yang kerap ikut 'nimbrung' dalam kontestasi pemilihan ketua umum partai politik. Meski tak menyinggung nama dan organisasi, politikus yang akrab disapa Bamsoet itu bilang fenomena ini bukan hal yang baru untuk politik Indonesia.

Polri Diminta Jerat Bandar Clandestine Laboratorium Narkoba di Bali dengan Pasal TPPU

"Mereka kerap masuk dengan cara membantu kandidat calon ketua umum yang berlaga dalam munas, muktamar atau kongres parpol yang terbuka," kata Bamsoet dalam keterangannya, Kamis 20 Oktober 2020.

Usai Pilpres 2019 sampai dengan tahun ini, beberapa parpol punya agenda pemilihan ketua umum termasuk Bamsoet belum lama ini yang maju sebagai kandidat di Partai Golkar. Bamsoet mengatakan, masuknya pemodal besar sebetulnya sah-sah saja.

Kerja Sama Indonesia-China Capai US$ 10 Miliar, Anindya Bakrie: Awal yang Baik Pemerintahan Prabowo

Namun, ia mengingatkan agar setiap parpol maupun elite-nya perlu menyadari, bantuan dipastikan tidak punya agenda.

"Setiap partai politik dan para elite-nya harus memiliki pemahaman ideologi Pancasila yang jelas agar parpol tak terkontaminasi dengan kepentingan asing maupun kepentingan pemilik modal," kata dia.

Kans Jokowi Masuk Golkar, Bahlil: Saya Umumkan Secara Resmi Nanti

Menurut dia, sistem demokrasi Indonesia yang berbiaya tinggi merupakan peringatan bagi semua pihak. Mungkin, kata dia, saat ini belum terlihat kepentingan modal asing secara terang-benderang mengintervensi partai politik. 

Tapi, melihat faktor- faktor sebelumnya, yakni politik uang terjadi mulai dari tingkat pemilihan kepala desa sampai tingkat lebih tinggi, kewaspadaan itu harusnya jadi perhatian.

"Saya juga yakin para pemimpin parpol, para elite parpol dan politisi di Indonesia saat ini masih mampu berpikir jernih dengan landasan Pancasila dan UUD 1945 untuk tidak menggadaikan kedaulatan NKRI hanya demi syahwat politik sesaat," ujarnya.

(FOTO Ilustrasi) Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri saat konferensi pers usai KPK resmi menahan tersangka baru korupsi di Sidoarjo, Jawa Timur

Calon Dewas KPK Heru Kreshna Tak Setuju Tersangka Korupsi Dipajang ke Publik: Itu Membunuh karakter

Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi, atau Dewas KPK, Heru Kreshna Reza, mengaku dia tidak setuju jika seorang tersangka kasus korupsi ditampilkan ke publik.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024