Eks Jubir Bongkar Konflik Antara Gus Dur dengan Megawati
- ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
VIVAnews - Eks Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, berbicara tentang hubungan antara Gus Dur dengan wakilnya sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Setelah reformasi, dua tokoh itu terkesan memiliki hubungan yang akrab. Hal itu masih bertahan sampai keduanya memimpin Indonesia sebagai presiden dan wakil presiden dalam kurun waktu 1999-2001.
Sampai kemudian Gus Dur dilengserkan, dan Megawati naik sebagai presiden dari tahun 2001 sampai dengan 2004.
Bagaimana pandangan Adhie Massardi mengenai hubungan Gus Dur dan Megawati yang terkesan akrab dan rukun-rukun saja itu?
"Terbalik justru. Tidak rukun," kata Ahie dalam perbincangan dengan VIVAnews, Senin, 17 Februari 2020.
Adhie menuturkan Gus Dur sudah mencoba untuk akrab. Dia menyampaikan Gus Dur ingin memperbaiki hubungan dengan Megawati sebagai putri Bung Karno.
"Pengalamn saya, kalau menghadapi statement-statement dari senayan, dari DPR, itu tidak terlalu masalah. Tetapi kalau dari Istana Wapres, kita kwalahan," ujar Adhie.
Fakta yang kemudian terjadi, lanjut Adhie, adalah Megawati menggantikan posisi Gus Dur sebagai presiden. Adhie mengungkapkan orang yang tahu lebih dalam perseteruan antara Gus Dur dan Megawati adalah mantan Menteri Sekretaris Negara Bambang Kesowo.
"Soal sidang istimewa di Senayan, sepanjang PDIP (waktu itu punya suara 30 persen lebih), tidak ikutan, tidak masalah. Masalahnya PDIP mendorong sidang istimewa maka sidang itu terjadi," katanya.
Adhie pun membeberkan tindakan-tindakan pembangkangan Megawati terhadap Gus Dur. Misalnya, dia pernah membolos sidang kabinet, tanpa pemberitahuan ke presiden pergi ke Singapura.
"Bisa tanya ke menteri-menteri yang lain, Mega meninggalkan sidang kabinet dan pergi begitu saja. Motifnya karena ada pertentangan serius dengan presiden. Semua menteri tahu," ujarnya.
Mengenai sebab konflik antara Gus Dur dengan Megawati, Adhie mengaku tidak terlalu paham. Tapi, dia selaku orang dekat Gus Dur, konflik itu terekspresikan, dan dia bisa merasakan.
Pada pemilu 1999, PDIP keluar sebagai pemenang. Tapi, mereka gagal meloloskan sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri, sebagai presiden karena dikalahkan dalam pemilih di MPR oleh poros tengah yang mengusung Gus Dur.