Reuni 212: Karpet Merah untuk Habib Rizieq?

Ilustrasi video Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di Stadion Utama GBK 7 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab diharapkan bisa pulang ke Tanah Air untuk mengikuti acara Reuni Akbar 212. Meski sulit, kehadiran tokoh yang akrab disapa Habib Rizieq itu disebut sudah dinanti umat.

Ajak Umat Islam Bersatu Pascapemilu, Habib Rizieq: Hormati Perbedaan Politik

Ketua Panitia Reuni Akbar 212 Awit Mashuri mengatakan dengan Habib Rizieq bisa pulang maka akan menyampaikan ceramah langsung.

"Pokoknya semoga beliau pulang. Biar langsung ceramahnya. Umat sudah rindu beliau," kata Awit kepada VIVAnews, Minggu malam, 24 November 2019.

Habib Rizieq Minta Prabowo Proses Hukum Perusak Demokrasi RI 10 Tahun Terakhir

Awit berharap polemik pencekalan Habib Rizieq bisa cepat terselesaikan. Pemerintah diminta membantu warganya untuk kembali ke Tanah Air. Menurutnya, jika bisa pulang maka Habib Rizieq akan diberikan sambutan khusus.

"Istilahnya karpet merah untuk beliau jika pulang pasti itu. Kami harap pencekalan Habib Rizieq dicabut atas dasar HAM dan beliau sebagai WNI," tutur Awit.

Reuni Akbar 212, Habib Rizieq Suarakan Revolusi Akhlak dan Dukungan untuk Palestina

Kemudian, ia menekankan untuk acara yang akan digelar Senin, 2 Desember 2019 sudah mendapat izin dari kepolisian dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Awit mau pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat dari daerah yang ingin ikut Reuni 212.

"Saya berharap dari daerah jangan di persulit yang mau hadir. Izin Insya Allah sudah beres," ujarnya.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan Reuni 212 bisa digelar untuk menjaga semangat gerakan. Selain itu, reuni bisa sebagai forum yang merekomendasikan dengan mendesak pemerintah untuk pemulangan Habib Rizieq.

Namun, tak mudah memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia. Alasannya, sejauh ini belum ada titik temu antara pemerintah dengan pihak Habib Rizieq. Ia bilang sulit realisasi karpet merah digelar untuk menjamu kepulangan Habib Rizieq.

"Memang tidak sesederhana yang kita bayangkan untuk memulangkan Habib Rizieq. Belum terjadi deal antara pihak HRS dengan pemerintah," jelas Ujang.

Momen Aksi

Ujang memprediksi Reuni 212 masih akan menjadi gerakan yang berpengaruh secara politik. Bagi dia, gerakan ini menjadi bagian dari preassure group dengan memiliki banyak massa militan.

Meski Pilres 2019 usai, gerakan 212 dinilainya tak akan bubar atau membubarkan diri. "Bahkan bisa saja gerakan 212 akan menjadi gerakan yang besar lagi di Pemilu 2024 nanti," sebut Ujang.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan sulit memulangkan Habib Rizieq ke Tanah Air. Belum ada tanda-tanda positif pendiri FPI itu bisa pulang dari Mekah, Arab Saudi.

"Karpet merah kayaknya belum. Kenapa ya karena belum ada tanda-tandanya bisa pulang sampai sekarang," ujar Hendri kepada VIVAnews, Minggu, 24 November 2019.

Umat muslim mengikuti aksi reuni 212 di Bundaran Bank Indonesia, JakartaAcara 212 tahun 2018, massa peserta meluas sampai bundaran Indosat

Hendri menyebut memang Reuni 212 tahun ini punya momen yang tepat. Selain polemik Habib Rizieq juga bertepatan dengan isu lain seperti eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menjadi Komisaris Pertamina.

"Momen sih ada kayak salah satunya yaitu Ahok yang jadi komisaris BUMN," kata pendiri lembaga survei Kedai Kopi itu.

Meski demikian, ia berharap agar Reuni Akbar 212 kali ini fokus dalam rangkaian acara seperti zikir hingga tablig akbar bersama. Tak perlu kembali masuk ranah politik. "Intinya berdoa untuk Indonesia lebih baik. Berdoa bersama. Enggak usah lah menurut saya masuk ranah politik lagi," sebutnya.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengatakan reuni akbar nanti digelar dengan tujuan untuk merekatkan umat Islam. Rangakaian yang digelar pun sama seperti sebelumnya mulai dari bermunajat sampai zikir bersama. Ia menekankan, kemungkinan tokoh politik yang diundang sedikit dalam acara tahun ini.

"Kita bermunajat dan zikir bersama. Acara terbuka untuk umat Islam tapi sedikit tokoh-tokoh politik yang akan kami undang," tutur Slamet.

Reuni Akbar 212 sudah digelar sejak 2 Desember 2017. Reuni ini dipicu aksi Jumat, 2 Desember 2016 yang dikenal aksi 212 sebagai gerakan massa untuk menuntut hukuman pidana kepada Gubernur DKI saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kasus penistaan agama. Tahun lalu, reuni kembali digelar pada 2 Desember 2018 di Monas Jakarta yang bertepatan dengan momen kampanye Pemilu 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya