Angkie Yudistia, Difabel Pertama yang Jadi Staf Khusus Presiden
- VIVAnews/Agus Rahmat
VIVA – Rekor baru tercatat setelah Presiden Joko Widodo menunjuk Angkie Yudistia, sebagai staf khusus presiden. Angkie merupakan seorang difabel.
Perempuan berjilbab tersebut saat diperkenalkan oleh Presiden Jokowi terlihat senang. Dari tujuh millenial yang dipercaya, dia masuk di dalamnya.
Bahkan Presiden Jokowi sendiri memberi keistimewaan terhadap Angkie. Selain staf khusus, ia juga diangkat menjadi juru bicara khusus bidang sosial oleh Jokowi.
"Saya minta Angkie menjadi jubir Presiden bidang sosial," kata Jokowi saat memperkenalkan tujuh staf khususnya.
Angkie sendiri mengatakan merasa terharu. Saat menyampaikan tanggapannya, suaranya sempat bergetar. Ia terharu lantaran menjadi difabel pertama yang bisa masuk Istana dan menjadi pembantu seorang Presiden RI.
"The one and only women with disability, perempuan berkebutuhan khusus di tengah-tengah diberikan kesempatan terbaik oleh bapak Presiden berdiri di sini menyuarakan 21 jiwa disabilitas di seluruh Indonesia," kata Angkie saat diperkenalkan oleh Presiden Jokowi, Kamis sore di beranda belakang Istana Merdeka Jakarta, Kamis 21 November 2019.
Suara Angkie sempat terdengar bergetar dan matanya sedikit berkaca-kaca. Sebagai orang yang berkebutuhan khusus, ia mengaku bangga diberi kesempatan untuk menjadi seorang pembantu Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dia mengatakan, selama 8 tahun mendirikan Thisable Enterprise. Kini saatnya ia bisa mengabdi untuk bangsa yang lebih luas. Bahkan dengan tegas ia mengatakan, tidak ada lagi diskriminasi bagi kaum difabel.
"Sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara," katanya disambut tepuk tangan rekan-rekannya yang lain.
Dengan diangkatnya ia menjadi staf khusus presiden, difabel terbukti bisa membentuk lingkungan yang inklusi. Dia berharap, Indonesia menjadi semakin ramah terhadap para difabel.
"Mudah-mudahan saya bisa bekerja lebih baik ya Pak ya. Dan dibantu dengan teman-teman yang hebat di sini dan bantuan teman teman wartawan dan masyarakat Indonesia menjadikan Indonesia lebih ramah disabilitas," katanya. (ren)