Ancam Ada Ahok Jilid II, Reuni 212 Ultimatum Polisi Proses Sukmawati

Aksi unjuk rasa terkait puisi Sukmawati Soekarno Putri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ Reno Esnir

VIVA – Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma'arif, mengingatkan agar pihak kepolisian bisa bersikap tegas atas pelaporan yang dilayangkan sejumlah pihak terhadap Sukmawati Sukarnoputri. Putri Presiden RI pertama Soekarno itu dilaporkan karena dugaan penistaan agama.

Raih 50,07% Suara di Jakarta dari Ahokers dan Anak Abah? Ini Kata Pramono

Slamet mengatakan, acara reuni akbar 212 nanti salah satu agendanya kemungkinan membahas kasus Sukmawati. Jika tak ada ketegasan aparat maka ada ancaman aksi besar seperti pada 2 Desember 2016. Saat itu, jutaan massa menuntut eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diproses hukum dalam kasus penistaan agama.

"Kami khawatir kalau ini dibiarkan justru menjadi gelombang umat kembali. Dan jangan salahkan kemudian kasus Sukmawati menjadi kasus Ahok yang kedua. Jadi jangan salahkan umat kalau kita Ahok- kan Sukmawati, karena proses hukum tidak berjalan," kata Slamet di kantor Front Pembela Islam (FPI), Jakarta, Kamis 21 November 2019.

Ahok Nilai Pilkada Jakarta Lebih Adem: Nggak Ada Yang Bisa Jual Ayat Mayat

Dia menyebut, ucapan Sukmawati yang menyinggung umat Islam bukan pertama kali terjadi. Maka itu, jika untuk kedua kalinya tetap dibiarkan maka tak bisa dicegah kemunculan protes besar-besaran.

Ucapan Sukmawati menjadi heboh dan dilaporkan kepolisian terkait membandingkan Nabi Muhammad dengan Presiden RI pertama Soekarno.

Pramono-Doel di Masa Tenang: Sarapan Bareng Ahok, Nonton Bioskop dengan Anies

Sukmawati mulai dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Jumat, 27 November 2019. Ia dilaporkan seorang perempuan bernama Ratih Puspa Nusanti.

Namun, laporan terhadap Sukmawati belum berhenti dan hingga tiga hari terakhir masih berlanjut dengan pelaporan beberapa pihak.

Pernyataan kontroversial Sukmawati disampaikan dalam diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' di Jakarta, Senin, 11 November 2019. Dalam diskusi itu, ia menyinggung perjuangan Bung Karno dalam upaya kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

Diawali bicara proses perjuangan RI dalam merebut kemerdekaan kemudian ia melontarkan pertanyaan nyeleneh yang ditujukan peserta diskusi.

"Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di abad 20 itu Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati.

Terkait itu, Sukmawati merespons soal ucapannya yang terlanjur heboh. Maksud tujuannya bertanya soal itu adalah hanya ingin mengetahui apakah generasi muda paham dengan sejarah Indonesia atau tidak. Dia menegaskan tidak ada maksud untuk melakukan penghinaan terhadap Nabi

“Ya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngerti enggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno,” ujar Sukma, saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 15 November 2019.

 

Cagub-Cawagub Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung-Rano Karno Bersama Tim Pemenangan

PKS Akui Ada Efek Anies Bantu Kemenangan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengakui ada kekuatan dari eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan atau 'Anies effect' yang membantu pemenangan pasangan Pramono-Rano.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024