Nusron Wahid Sebut Sudah Muncul 4 Caketum, Munas Tak Akan Aklamasi

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Internal Golkar menghangat tiga pekan jelang perhelatan Musyawarah Nasional atau Munas karena muncul isu pemilihan ketua umum secara aklamasi. Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid menyebut tak akan ada caketum yang dipilih aklamasi dalam Munas Golkar pada 4-6 Desember 2019.

Adies Kadir Tegaskan Munas XI Partai Golkar Tidak Melanggar AD/ART

Nusron menyebut sejauh ini sudah muncul 4 caketum yang seluruhnya kader senior Golkar. Maka itu, kata dia, munas tak akan aklamasi dengan calon tunggal. Ia mengatakan hal ini karena merujuk dinamika di Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas Golkar.

"Melihat dinamika di rapim, dipastikan di Munas tidak akan ada calon tunggal. Setidaknya akan ada 4 calon yang muncul, yaitu Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, Ridwan Hisyam, Bambang Soesatyo," kata Nusron di Jakarta, Jumat, 15 November 2019.

Hari Ini, Bahlil Umumkan Susunan Dewan Pembina hingga Sekjen Golkar

Dia optimis masih akan bermunculan figur caketum selain empat nama tersebut sehingga menguatkan tak ada kandidat tunggal untuk aklamasi. “Saya yakin juga akan muncul calon-calon lain. Dipastikan tidak calon tunggal. Kalau tidak calon tunggal bagaimana akan aklamasi?” tutur Nusron.

Kemudian, ia pun menyinggung salah satu poin hasil Rapimnas Golkar. Poin yang dimaksud terkait perhelatan munas dengan mengedepankan musyawarah mufakat berlandaskan Demokrasi.

Terpilih Jadi Ketum Golkar, Bahlil Bantah Ada Intervensi Pemerintah: Gak Ada Tuh

Menurutnya, maksud poin musyawarah mufakat adalah sesuatu yang baik. Asalkan semua kader sepakat maka tak ada persoalan. Namun, berbeda jika ada pertentangan.

"Kalau calonnya banyak, bagaimana cara mengambil keputusannya? Masak empat-empatnya akan jadi ketum semua. Pasti harus satu dan lewat mekanisme voting, sebagai satu-satunya jalan," ujar Nusron.

Nusron pun menyindir dengan dinamika saat ini seperti terkesan ada upaya sistematis dengan mengarahkan agar Munas tidak ada pemilihan voting. Ia pun mempertanyakan upaya ini.

"Padahal tatacara pemilihan pimpinan partai sudah diatur dalam ART, pasal 50. Pemilihan harus dilaksanakan secara langsung oleh peserta munas, dan melalui 3 tahap yaitu penjaringan, pencalonan dan pemilihan," tuturnya.

Lagipula, ia menekankan kembali biarkan Munas Golkar ditentukan suara pemilik sah seperti DPD tingkat II.

"Kami optimis DPD II dan silent majority nanti akan menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani dan perubahan kepemimpinan partai yang akan membawa partai lebih baik, dinamis dan progresif," sebutnya.
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya