Golkar Bali Ingin Munas Bisa Musyawarah Mufakat untuk Pilih Airlangga
- Dok. Golkar
VIVA – Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional atau Munas pada 4-6 Desember 2019. Perhelatan Munas ini diharapkan bisa lancar dan memunculkan kesolidan internal Golkar dengan figur ketua umum periode 2019-2024.
Terkait itu, Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih yakin Airlangga Hartarto akan terpilih kembali sebagai Ketum Partai berlambang Beringin itu. Ia mengemukakan alasan karena sejauh ini dalam dinamika bursa caketum Golkar cuma Airlangga yang siap dan konsisten. Belum ada kepastian kader Golkar lain yang siap menjadi pesaing Airlangga. Padahal, hitungan munas kurang dari sebulan.
Ia pun memprediksi hasil Munas Golkar nanti bisa ditentukan dengan musyawarah mufakat dalam penentuan ketum. Kata dia, hal ini bisa terjadi jika hanya Airlangga yang kuat dari dukungan suara DPD dan ormas pemilik suara di munas.
"Saya melihat Pak Airlangga sudah mengumpulkan lebih dari 90 persen suara anggota. Bahkan Bali 100 persen ke beliau. Kalau melihat komposisi itu ya artinya sudah lebih 70 persen ke salah satu calon. Makanya sesuai AD/ART ya harus musyawarah mufakat," kata politikus yang akrab disapa Demer itu kepada wartawan, Selasa, 12 November 2019.
Dia berpandangan saat ini yang terpenting bisa membangun Golkar usai munas. Jangan sampai ada konflik yang berpotensi mengancam kesolidan partai. Maka itu, ia menilai musyawarah mufakat dalam munas bukan suatu persoalan.
Bagi dia, musyawarah mufakat lebih baik ketimbang harus berkompetisi lewat voting atau pemilihan suara. Cara ini dinilai justru tak efisien karena memakan energi, waktu, dan dana.
"Lebih baik kita satukan energi kita untuk membangun Golkar bersama-sama. Ini semua demi kepentingan Golkar ke depan," jelas Demer.
Demer menyampaikan alasan lain jika Munas Golkar bisa diterapkan musyawarah mufakat. Dengan cara ini maka proses selanjutnya bisa untuk konsolidasi partai yang lebih baik.
Ia pun menangkap sinyal pujian ketua top Presiden Jokowi kepada Airlangga Hartarto sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap Menko Perekonomian itu untuk kembali memimpin Golkar.
Lagipula, menurut dia, dengan musyawarah mufakat maka punya dampak positif untuk Golkar. "Partai punya agenda penting, konsolidsi ke depan untuk lebih baik," tutur Demer.