Tidak Ada Nama Susi dan Jonan Lagi di Kabinet Jokowi
- dw
VIVA – Sosok nyentrik Susi Pujiastuti di kabinet, tidak akan bisa dilihat lagi. Ia menjadi salah satu yang ramai dibicarakan dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo periode 2014-2019.
Susi awalnya hanya pengusaha, pemilik Susi Air. Setelah dikenalkan menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla di 2014, namanya semakin terkenal.
Yang khas dari dia, adalah kebijakan penenggelaman kapal nelayan asing yang masuk secara illegal ke perairan Indonesia. Nelayan-nelayan Vietnam, Thailand dan negara-negara tetangga, menjadi korban.
Meskipun kebijakan penenggelaman itu diprotes banyak negara dan banyak pihak, tetapi Presiden Jokowi terang-terangan suka dengan cara itu. Tak heran, ia disebut sebagai menteri yang dipercaya. Bahkan, Susi masuk dalam jajaran menteri favorit dan paling berprestasi.
Namun, jelang pengumuman kabinet periode kedua Jokowi yang kali ini bersama Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Susi tidak dipertahankan. Sebelum nama-nama calon menteri dipanggil ke Istana, Susi sudah berkemas meninggalkan rumah dinas di kawasan Widya Chandra Jakarta Selatan. Hingga Selasa malam 22 Oktober 2019, tidak ada nama Susi yang dipanggil.
Foto: Mantan Menteri ESDM Ignatius Jonan
Begitu juga dengan Ignatius Jonan. Ia sempat sukses melakukan reformasi di perkeretaapian. Hingga membawanya dipilih sebagai Menteri Perhubungan pada Kabinet Kerja Jokowi-JK pada 2014.
Kemacetan horor pada mudik 2016 di tol baru Jawa, sempat menaikkan namanya lagi. Kemacetan di pintu keluar tol Brebes Jawa Tengah atau yang dikenal Brexit. Sempat terjadi kegaduhan di kabinet kala itu.
Tak lama usai peristiwa itu, Jonan terkena reshuffle kabinet pada 2016 dan digantikan Budi Karya Sumadi.
Meski dicopot, nampaknya Presiden Jokowi masih mempercayai Jonan. Ia kemudian dipercaya menjadi Menteri ESDM berdampingan dengan Archandra Tahar sebagai wakilnya. Meskipun bukan bidangnya, tapi Jokowi memerintahkan dia untuk membenahi manajemennya.
Tapi, sama halnya dengan Susi, Jonan tidak dipanggil sebagai calon menteri lain hingga akhir malam tadi, Selasa 22 Oktober 2019. [mus]