Survei: 40,5% Publik Tak Setuju Prabowo Merapat ke Jokowi
- VIVAnews/Ridho Permana
VIVA – Kabar pentolan Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bakal merapat pada pemerintahan periode kedua Joko Widodo ternyata ditanggapi dingin oleh publik. Dari survei Parameter Politik Indonesia, meski publik antusias menyambut pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin, namun tidak dengan merapatnya Prabowo.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, dari surveinya publik antusias menyambut pelantikan Jokowi dengan penuh riang dan gembira. Presentasi kegembiraan itu mencapai 74,6 persen. Karena mayoritas merasa pemilu sudah usai, pemilu bukan ajang perang ideologi, dan hidup harus kembali normal.
"Antusiasme publik menyambut pelantikan Jokowi ternyata tak berbanding lurus dengan isu Prabowo yang agresif ingin merapat ke kolam koalisi Jokowi. Publik yang menyatakan tidak setuju Prabowo merapat ke Jokowi mencapai 40,5 persen, setuju 32,5 persen, tak menjawab 27,0 persen," kata Adi saat rilis survei di Jakarta Selatan, Kamis 17 Oktober 2019.
Adi menjelaskan, publik yang tidak setuju Prabowo merapat ke Jokowi justru terjadi di basis pemilih Jokowi dan Prabowo itu sendiri. Itu artinya, pendukung Jokowi dan Prabowo sama-sama tak rela jika Prabowo merapat ke Jokowi. Begitupun sebaliknya, banyak yang tak rela Jokowi merangkul Prabowo.
"Alasan tidak setuju keduanya berkoalisi, karena masih ada yang menganggap Pemilu curang, Prabowo harus konsisten sebagai simbol oposisi, termasuk tudingan Jokowi anti Islam. Alasan setuju karena pemilu sudah usai dan menginginkan adanya kinerja baik dari pemerintah," ucapnya.
"Bahkan ada juga yang berpendapat bergabungnya Prabowo ke Jokowi akan menguatkan pemerintah 5 tahun mendatang," kata dia.
Menurut Adi, Parameter Politik Indonesia melakukan survei nasional dengan wawancara tatap muka (face to face interview), pada 5 hingga 12 Oktober 2019 dengan sampel 1000 responden yang dipilih secara acak di 34 Provinsi. Adapun metode yang dilakukan melalui metodologi stratified multi stage random sampling dengan margin of error 3,1 Persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaring aspirasi publik. Terutama soal evaluasi dan harapan publik terhadap Jokowi yang akan dilantik kembali sebagai presiden RI. Sebab, salah satu kekuatan Jokowi selama ini ialah dukungan publik yang berlimpah.