Ketua DPRD Sebut Depok Lebih Efektif Gabung ke Bogor Raya

Jalan Margonda Raya, Depok
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVAnews - Berbeda dengan wali kota, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok, Hendrik Tangke Allo, justru menilai Depok akan lebih efektif jika bergabung dengan Provinsi Bogor Raya ketimbang DKI Jakarta.

Tuduhan Cawe-cawe di Tahun Terakhir Jokowi Jadi Presiden

“Bogor Raya sebenarnya menurut saya akan lebih bagus bila penggabungan kabupaten kota. Kalau dari tata kelola kita kan koordinasi jadi lebih dekat dari pada ke Jawa Barat. Dan menurut saya, potensi sumber daya alam Bogor Raya yang terdiri dari beberapa kabupaten kota sudah memenuhi syarat,” kata Hendrik pada wartawan, Rabu, 21 Agustus 2019.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini pun yakin jika wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya terealisasi, maka akan berdampak positif pada Kota Depok.

PDIP Pastikan Hasto Akan Kooperatif dan Taat Hukum Usai Jadi Tersangka KPK

“Depok akan jauh lebih berkembang karena koordinasi lebih cepat dan pemerintah Provinsi Bogor Raya bisa terfokus hanya pada beberapa kabupaten kota. Jadi lebih efektif.”

Ketika disinggung soal banyaknya warga Depok yang beraktivitas di Jakarta, Hendrik menilai hal itu terjadi karena selama ini Jakarta menjadi sentra pusat perekonomian. Itu artinya, jika pembentukan tersebut terealisasi, maka pusat perekonomian pun akan berkembang dan tidak hanya di Jakarta, namun bisa meluas ke wilayah penyanggah lainnya.

Terpopuler: Melody Sharon Seret Suami Usai Ketahuan Selingkuh, dan Hasto Suruh Harun Masiku Kabur

“Kan kalau misalnya ada Bogor Raya, nanti ada ibu kota provinsinya. Nah, itu bisa jadi pusat pemerintahan dan pusat bisnis, peluang pekerjaan bagi warga yang ada, termasuk Depok. Di sana lebih dekat,” tuturnya.

Hendrik menambahkan, “Misalnya terbentuk, kemudian disetujui kabupaten kota disitu (Bogor), kita secara administrasi ke sana, bisnis ke sana, pembukaan lapangan kerja pasti ke sana juga. Jadi mungkin yang mencari nafkah di Jakarta bisa ke Bogor.”

Lebih lanjut, Hendrik menegaskan, jika salah satu alasan Wali Kota Depok, Mohammad Idris memilih gabung bersama DKI Jakarta hanya karena dari sisi budaya atau bahasa, maka itu tidaklah tepat.

“Kalau dari segi bahasa Depok kan heterogen, banyak sekali suku agama, ras termasuk bahasanya. Kalau berpatokan bahasa semua juga banyak di Depok. Artinya kita tidak setuju kalau masalah primordial yang diangkat.”

Namun demikian, Hendrik berharap, wacana yang bergulir itu melalui mekanisme dan tahap kajian yang menyeluruh dari setiap aspek. “Biarkanlah petinggi-petinggi memikirkan itu,” katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya