Bicara Program SDM di Muktamar PKB, Jokowi: Jangan Mimpi Bisa Bersaing

Jokowi (kiri) dan Cak Imin (kanan)
Sumber :
  • VIVAnews/Bobby Andalan

VIVA – Presiden Joko Widodo bicara soal pembangunan sumber daya manusia atau SDM di Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. SDM diketahui merupakan fokus pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan.

Pecat 27 Kadernya, Sekjen Hasto Bilang Jokowi dan Keluarganya Bukan Lagi Kader PDIP

Pembenahan SDM ini, lanjut Jokowi, bakal dimulai sejak bayi ada dalam kandungan sang ibu. Baik gizi, nutrisi bayi perlu diperhatikan, khususnya ini menjadi tugas bagi Menteri Kesehatan di kabinetnya ke depan.

Persoalan kelahiran bayi stunting atau kerdil, ditegaskan Jokowi, harus dihindari. Pada 2015 lalu, angka stunting di Indonesia masih 38 persen. Angka tersebut, menurun menjadi 30 persen selama Jokowi menjabat atau hingga saat ini.

Prabowo Ajak Masyarakat Hormati Jokowi: Bukan Membela, Semua Pemimpin Ada Kekurangan

"Tetapi, juga ini masih angka yang memprihatinkan. Jangan bermimpi kita bisa bersaing dengan negara-negara lain, kalau angka stunting ini tidak bisa kita kecilkan dan bisa kita kurangi," kata Jokowi, Selasa malam, 20 Agustus 2019.

Setelah lahir pun, lanjutnya, anak-anak tersebut harus diberi makanan bergizi. Termasuk, saat sudah memasuki pendidikan dasar. Anak bangsa harus sudah dibangun dengan karakter yang memiliki nilai-nilai budi pekerti, etika, agama, dan toleransi.

Jokowi Ungkap Hubungannya dengan FX Rudy: Bestie Kan

"Baru kemudian, tambahannya matematika dan lain-lain. Karakter-karakter seperti itu lah yang harus. Sopan santun terhadap yang senior, apalagi terhadap orang yang lebih tua," ujarnya.

Setelah anak masuk pada pendidikan menengah, Jokowi menegaskan, hal ini juga bukan sesuatu yang mudah. Anak-anak bangsa ditargetkan, harus menjadi anak-anak yang memiliki daya kritis yang baik dan argumentasi yang baik.

“Pada tingkatan menengah, berikutnya kita harus memberikan pilihan pada anak apakah ingin masuk ke kejuruan atau ingin masuk ke bidang-bidang keilmuan. Karena ke depan, emerging skills, emerging job itu akan berubah semuanya,” jelasnya.

Kepala Negara mengidentifikasi, skill dan kemampuan yang dibutuhkan di masa kini dan masa yang akan datang sudah berbeda dengan masa-masa sebelumnya.

Jenis-jenis pekerjaan baru, menurutnya, juga akan banyak bermunculan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Contoh, kemungkinan yang namanya sopir itu bisa hilang nanti. Pekerjaan pengemudi itu bisa hilang, karena akan muncul autonomous vehicle. Mobil ke mana-mana sendiri, enggak ada yang nyetir,” paparnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya