Viral Video Lama SBY Peringatkan Jokowi: Jangan Alergi Cepat Marah

Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • Dok. Partai Demokrat

VIVA – Video mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali viral di media sosial, baik lewat platform Twitter maupun YouTube. Dari cuplikan video tersebut, SBY punya harapan kepada Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ayah Kandung Muncul Usai 20 Tahun Berpisah, Kisah Natasha Wilona Pernah Hidup Susah dan Tinggal di Gubuk Jadi Sorotan

Presiden ke-6 Republik Indonesia ini menyoroti beberapa hal dalam pemerintahan Jokowi di antaranya pemerintah diingatkan jangan arogan kepada rakyat, antikritik. Padahal jika rakyat tidak boleh bicara itu justru hal yang berbahaya.

"Janganlah pemerintah alergi, cepat marah, tidak boleh ada warga negara yang melakukan kritik atau berbicara yang tidak menyenangkan kepada pemerintah atau kepada pemimpin kita, tidak perlu arogan," kata SBY seperti dikutip dari YouTube yang diunggah pada Rabu, 27 Mei 2020.

Gemas, Anak Ini Dijemput Anjing Peliharaannya Setiap Pulang Sekolah Jadi Viral di Media Sosial

Menurut dia, rakyat punya hak untuk menyampaikan kritik, pandangan atau ketidaksukaannya kepada negara. Karena, pemimpin itu perlu mendengarkan kritik dari rakyat sebagai bentuk instrospeksi.

"Harapan saya kalau rakyat Indonesia menyampaikan kritik, kritik yang proporsional. Kalau statemen seperti pemerintah berbohong, tentu harus disertai bukti. Tapi silakan gunakan untuk kepentingan bangsa kita," ujarnya.

Keseruan di Perayaan Hari Guru

Bahkan, SBY menyebut nama sahabatnya yang saat ini menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan supaya mengurangi mengeluarkan nada-nada ancaman dalam pernyataannya.

"Memang pemerintah punya kekuasaan, Pak Jokowi punya kekuasaan. Tapi kekuasaan ini bukan untuk menakut-nakuti rakyat, untuk mengancam siapa pun. Kalau misalkan pemerintah ingin menyampaikan, sampaikan dengan baik. Sangat bisa ditempuh dengan cara-cara seperti itu," katadia.

Seharusnya, kata SBY, pemerintah negara membuat hubungan yang baik dengan rakyat karena itu fundamental. 

"Ayo bareng-bareng, jangan kelewat batas. Kalau itu yang terjadi di masa depan ini akan baik. Dulu saya memimpin kurang apa, dikritik, dihujat, tapi pemerintah saya tidak jatuh, ekonomi tetap 6 persen, demokrasi hidup, saya selesai Alhamdulillah tepat pada waktunya. Jadi menurut saya, ini pelajaran yang perlu diambil oleh kita semua," katanya.

Akan tetapi, SBY sepakat apabila ada yang menebarkan fitnah kepada pemerintah apalagi Kepala Negara Presiden Jokowi dilakukan tindakan hukum. Namun, penguasa tidak boleh sangat arogan dan niatnya untuk melakukan pembungkaman terhadap rakyat yang ingin menyampaikan pandangannya.

"Bawa ajalah ke suasana kekeluargaan, meskipun hukum ditegakkan kalau sudah kelewat batas. Kalau sudah fitnah ya harus kita gunakan. Saya juga begitu dulu, dikritik seribu kali, dihujat ribuan kali saya masih sabar. Tapi kalau fitnah, saya bawa ke ranah hukum," ucapnya.

Sedangkan mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengaku dahulu mengkritik pemerintahan SBY lebih keras daripada pemerintahan Jokowi. Bahkan Menko Polhukam, Panglima TNI, KSAD, KSAU dan KSAL secara resmi mengancamnya melalui konferensi pers bersama.

"Sekab pak Dipo Alam dan Staf Khusus Andi Arif sama. Tapi hebatnya pak Presiden SBY menghormati demokrasi," kata Pigai lewat Twitter.

Sementara Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon saat dikonfirmasi VIVA, mengatakan bahwa video SBY yang beredar di media sosial tentang pandangannya terhadap Pemerintahan Jokowi itu merupakan video lama. Menurut dia, video tersebut bisa dilihat langsung dari akun YouTube SBY sendiri.

Baca juga: Gerindra: Negara Tidak Mungkin Terus-menerus Biayai Rakyatnya


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya