Pak Harto Pernah Meramal Nasib Indonesia di 2020
- www.nrc.nl
VIVA – Mantan Presiden Soeharto mengingatkan bahwa anak-anak remaja harus disiapkan untuk mencintai produk dalam negeri. Ia memberikan penjabaran mengenai pandangannya terhadap peran remaja dan anak muda dalam globalisasi.
Sebab, mereka akan menghadapi era persaingan bebas pada 2020, di mana produk-produk dari luar negeri akan membanjiri pasar dalam negeri. Oleh karena itu, mereka diharapkan menjadi benteng bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
"Dalam menghadapi globalisasi yang sekarang, kita akan melakukan liberalisasi daripada perdagangan-perdagangan bebas untuk negara berkembang. Tahun 2020 atau 25 tahun lagi. Anak-anak yang nantinya berumur 25 tahun. Artinya anak-anak usia remaja sekarang. Mereka harus disiapkan untuk mencintai Tanah Airnya. Mencintai produk dalam negeri," katanya, dalam akun YouTube HM Soeharto, seperti dikutip VIVA, Selasa, 10 Desember 2019.
Kala itu, Presiden Kedua Republik Indonesia tersebut berbicara pada acara Pencanangan Gerakan Nasional (Gernas) Pelestarian Nilai Kepahlawanan di Surabaya, Jawa Timur, 23 November 1995.
Ia kembali mengingatkan kekhawatirannya dalam menghadapi globalisasi kelak. Menurutnya, apabila remaja terlena dengan produk-produk asing, akan berdampak buruk bagi keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia.
Seperti sudah memprediksi, Soeharto seolah mampu meramalkan kaum muda Indonesia di masa depan bakal lebih menyukai produk asing lantaran dibanderol dengan harga yang lebih murah.
"Kalau para pemuda kesengsem dengan produk yang murah dan bagus tapi hasil dari luar negeri. Maka hancur daripada bangsanya. Kenapa? karena produknya (dalam negeri) tidak ada yang membeli. Pabrik tutup, lantas tidak bisa bekerja, tidak bisa makan. Inilah yang harusnya kita persiapkan," tegas Soeharto.
Ia mengatakan, untuk menyelamatkan nasib bangsa, maka Indonesia harus mempersiapkan segalanya. Salah satunya pendidikan. Hal ini agar bangsa Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.
"(Dari) Pendidikan, lebih-lebih perguruan tinggi, harus mampu mempersiapkan. Bukan kita curang. Tidak. Kita menyelamatkan negara. Kita harus meningkatkan daya saing (lebih) tinggi. Dan pasti kita dapat. Senjatanya adalah mulai sekarang, nasionalisme, mencintai Tanah Air, mencintai produk-produk dalam negeri," ungkap Soeharto.
Sebagai informasi, Indonesia bakal menghadapi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang akan memberlakukan perdagangan bebas untuk sektor perbankan.