Sukmawati Sebut Ada yang Ubah Videonya Soal Nabi Muhammad SAW
- ANTARA Foto/Meli Pratiwi
VIVA – Putri mantan Presiden Soekarno, Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri alias Sukmawati merasa dirugikan karena ada yang mengedit videonya terkait pertanyaan “siapa yang berjuang di abad 20 itu Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan Indonesia.”
Sukmawati bertanya kepada mahasiswa dan generasi muda saat acara Focus Group Discussion (FGD) Divisi Humas Polri bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’ di The Tribrata, Jakarta Selatan pada Senin, 11 November 2019.
"Saya kalau melihat video yang asli dari kalimat orasi tersebut, bahwa saya merasa dirugikan karena ada kalimat saya yang diedit dan diubah. Itu merugikan saya, jadi merubah maknanya," kata Sukmawati saat disiarkan tvOne pada Kamis, 21 November 2019 malam.
Menurut dia, ada yang mengedit seolah-olah Sukma yang menanyakan mana yang lebih bagus antara Alquran dengan Pancasila. Padahal, aslinya itu Sukma memberikan informasi kepada audiens bahwa ada salah satu pertanyaan dari perekrut calon-calon teroris.
"Yang saya bilang saya mendapat info bahwa kalau mau jadi calon-calon radikalis atau teroris ada salah satu pertanyaan demikian, jadi bukan karangan pertanyaan saya. Jadi seolah-olah saya yang bicara begitu," ujarnya.
Kedua, Sukma juga bertanya kepada mahasiswa bukan kalimat pernyataan atau membandingkan. Jadi, pertanyaannya kepada generasi muda, mahasiswa dan mahasiswi bahwa siapakah yang berjuang di awal abad 20 untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Jadi itu pertanyaan saya. Saya ingin tahu generasi muda tahukan sejarah bangsanya sendiri atau tahu sejarah Yang Mulia Nabi Muhammad," ujarnya.
Kemudian, Sukma juga mengaku tidak mengeluarkan kata 'jasa' dalam pertanyaan siapakah yang berjuang di abad 20 itu Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan Indonesia.
"Itu lah yang diubah semua jadi terkecoh dan sensi, tidak lagi mengecek kepada yang berbicara. Saya sama sekali tidak mengatakan kalimat jasa," jelas dia.
Sukma membawa dua tokoh besar walaupun derajatnya para nabi di atas manusia biasa, tapi menurut dia bahwa Bung Karno bukan manusia biasa.
"Beliau adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia, pejuang kemerdekaan Indonesia, pahlawan nasional yang di awal abad 20 berjuang di dalam jiwa perjuangannya itu adalah membawa amanah surat dari alquran. Pasti yang ahli dalam Islam tahu, saya bahwa 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah dirinya sendiri," tuturnya.
Dari surat itu, kata dia, menjadi jiwa sanubari perjuangan Bung Karno bertekad untuk memerdekakan Indonesia apapun konsekuensinya tanpa mau kooperasi dengan pemerintahan kolonialis Belanda.
"Saya kembali jelaskan amanah Nabi Yang Mulia Muhammad itu yang ada dalam jiwa perjuangan Bung Karno. Saya sama sekali tidak menistakan Nabi Yang Mulia Muhammad, Rasul yang sangat saya cinta," kata dia.