Fahri Hamzah Panjang Lebar Komentari Prabowo, Jokowi dan Mahfud MD
- VIVA/Lilis Khalisotussurur
VIVA – Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyentil Juru Bicara Prabowo Subianto yakni Dahnil Anzar Simanjuntak, terkait polemik tidak diambilnya gaji Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Pernyataan Dahnil, bahkan dibantah sendiri oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Bro (Dahnil), sebaiknya beliau (Prabowo) jangan diseret ke isu kecil soal gaji dan mobil. Ayo jawab soal isu-isu besar terkait integrasi bangsa kita," kata Fahri lewat instagramnya, dikutip pada Minggu, 3 November 2019.
Menurut dia, bangsa ini memerlukan Prabowo untuk membangun kepercayaan dirinya yang penuh trauma kepada jenggot, cadar, celana cingkang dan lain-lain.
"Eman-eman Pak Prabowo jadi menteri, eks orang besar. Justru, negara memberi fasilitas supaya kepentingan pribadi dan orang lain gak masuk," ujarnya.
Baca juga: Pensiun jadi Menteri, Susi Pudjiastuti ‘Nyalon’ Bupati Pandeglang?
Menurutnya, Dahnil harus membantu Prabowo untuk membuat sejarah. Sebab, Prabowo sudah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantu Kabinet Indonesia Maju. Fahri mengatakan, bangsa Indonesia sedang terhimpit pertarungan gajah. Sehingga, jangan sampai bangsa ini terinjak dan menjadi korban.
"Maaf ya kawan, sesekali saya semprot.. Karena kita habis waktu untuk begituan doang... Atau keluar sebagai pemenang? Pak Prabowo tau dan beliau harusnya bantu presiden hadapi isu ini," katanya.
Selain menyindir Dahnil, lewat media sosial Instagram, Fahri juga mencoba memberi semangat pada salah seorang Menteri Baru Jokowi, Mahfud MD. Dia mengatakan, masyarakat harus memberikan waktu kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD untuk bekerja.
"Ayo fokus. Pak Mahfud MD juga kita kasi waktu. Kami diam bukan karena dapat apa-apa atau takut, gak ada istilah takut," kata Fahri.
Menurut dia, pemerintah itu pegawainya rakyat dan pajak rakyat dirampas untuk pejabat. Seharusnya, pejabat kerja yang benar. Padahal, kata dia, rakyat ingin suasana damai, aman, adil, kebebasan dan ekspresi dijamin. Kemudian, ekonomi membaik, perut kenyang, ada pakaian, rumah dan bisa berobat kalau sakit.
"Jangan ngarang cerita kosong, jangan pencitraan, capek tauk. Capek! Rakyat cuman punya 1 pertanyaan: 'hasilnya apa, kok pejabat tiap hari bicara citra dan masalah. hasilnya mana?" ujarnya.
Menurut Fahri, pejabat saat ini banyak mengenai hal-hal yang tidak penting, mengarang cerita kanan kiri. Sehingga, masalah tambah banyak, seolah masalah ini tambah darurat tapi tak bisa diberantas.
"Lah terus negara gunanya apa coba kalau masalah gak selesai? Jangankan kasi kita tenggat waktu, misalnya setahun teroris selesai, dua tahun korupsi hilang, 3 tahun rakyat sejahtera, 2 tahun ketimpangan hilang, BPJS gratis, sekolah murah, pangan murah, pekerjaan tersedia luas, sungai tambah bersih, hutan hijau, pantai jernih, dan lain-lain," ucapnya.