Logo timesindonesia

KOMPI Surabaya Prediksi Tokoh Kunci Pertarungan Pilwali Surabaya 2020

Ketua KOMPI Surabaya, Nico Makapedua, Jumat (9/8/2019). (FOTO: Istimewa)
Ketua KOMPI Surabaya, Nico Makapedua, Jumat (9/8/2019). (FOTO: Istimewa)
Sumber :
  • timesindonesia

Komunitas Milenial Peduli Indonesia (KOMPI) Surabaya memprediksi beberapa nama akan meramaikan  Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 (Pilwali Surabaya 2020). 

Banyak nama yang bermunculan menunjukkan fenomena yang tak biasa jika dibandingkan dengan Pilkada Surabaya pada masa-masa sebelumnya. 

Sekitar 25 nama masuk dalam bursa calon wali kota yang dirilis oleh berbagai kelompok survei, konsultan politik, maupun kelompok relawan.

Ketua KOMPI Surabaya, Nico Makapedua mengungkapkan banyaknya calon yang muncul menunjukkan bahwa 'sense of leadership' warga Surabaya mulai bertumbuh secara signifikan. Warga mulai melek politik dan peduli pada kota Surabaya.

"Kedua, dengan banyaknya nama bakal calon wali kota, masyarakat disuguhkan pilihan yang memadai. Bukan 1-2 paslon, apa lagi calon tunggal," ungkap Nico.

KOMPI menyatakan pertarungan pilwali 2020 di Surabaya akan menarik karena banyak nama berkualitas yang diprediksi akan berpartisipasi.

"Kalau dari PDIP kami masih melihat Whisnu Sakti sebagai kandidat kuat ya, karena dukungan untuk beliau sudah mengakar sampai ke tingkat RT-RW," kata Nico.

Ia menambahkan, calon dari PDIP tersebut hanya bisa disaingi oleh Gus Hans dari Golkar atau Dhimas Anugrah dari PSI.

“Kita bisa belajar dari Pilgub DKI 2012, pasangan Jokowi-Ahok bisa keluar sebagai juara, padahal sebelumnya nama mereka kalah beken dengan Foke atau Alex Noerdin,” tandasnya.

Nico mengingatkan Pilwali adalah hajatan penting sehingga masyarakat harus paham kualitas calon pemimpinnya.

“Warga harus tahu benar kualitas calon-calon Wali Kotanya. Utamakan meritokrasi dan akhlak yang baik," pungkas Nico.

Berikut nama-nama yang masuk dalam bursa Pilwali Surabaya 2020 versi KOMPI, yakni Wisnu Sakti Buana (PDIP), Gus Hans (Golkar), Dhimas Anugrah (PSI), Eri Cahyadi (Birokrat), Hendro Gunawan (Birokrat), Fandi Utomo (PKB), Dyah Katarina (PDIP), Lia Istifhama (Profesional), Jamhadi (Profesional) dan Arif Afandi (Profesional). (*)