Suara Golkar Merosot, Tokoh Senior Sarankan Munas Dipercepat
- VIVA.co.id/Eduward Ambarita
VIVA – Sejumlah elite pengurus, tokoh senior, dan organisasi sayap Partai Golkar menyatakan percepatan musyawarah nasional (munas) sebagai hal yang mendesak. Salah satu alasannya karena perolehan suara Golkar melorot di pemilihan anggota legislatif 2019.
"Hal- hal ini harus segera dievaluasi. Apa sebenarnya kelemahan organisasi. Sebetulnya kita sarankan DPP Golkar segera melakukan rapat pleno," kata Anggota Dewan Pembina Partai Golkar, Paskah Suzetta, dalam paparannya di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019.
Paskah juga menyoroti tindakan pengurus pusat yang mengumumkan kepada publik surat arahan dari badan Dewan Pembina. Surat itu meminta agar segera dilakukan evaluasi dan segera menentukan agenda pleno dan rapimnas sebelum digelarnya munas.
Dalam surat itu ditafsirkan, kata dia, seolah-olah arahan yang diteken Ketua Dewan Pembina partai Aburizal Bakrie dan Sekretaris Dewan Pembina Hafiz Zawawi menghendaki munas terselenggara Desember 2019.
"Sebenarnya surat ini ditujukan saran dan pendapat untuk kepentingan intern, bukan kepentingan harus diekspose ke publik. Lu harus mainnya di dalam kelembagaan Golkar, tidak keluar sendiri," kata Paskah.
Dia pun menjelaskan maksud surat dari Dewan Pembina itu adalah munas paling lambat digelar akhir tahun yaitu Desember 2019.
"Ini di sini kelihatannya menjadi interpretatif. Karena Dewan Pembina mengharapkan bahwa pada akhir tahun ini sudah munas. Bisa saja November, Oktober, bisa saja September. Jadi jangan langsung divoniskan munas Desember, kita tidak pernah menyebut bulan," jelas Paskah.
Di kesempatan yang sama, politikus Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan kehadiran para tokoh senior, pengurus DPP dan kader muda partai di acara ini sebagai bentuk kekecewaan yang sudah terakumulasi.
Apalagi, kata dia, pengurus DPP mencari-cari pembenaran bahwa penurunan suara dan kursi di parlemen masih dalam batas wajar.
Dalam acara tersebut dihadiri Bendahara Umum DPP Golkar Robert Joppy Kardinal dan tokoh partai seperti Bobby Suhardiman. Bobby sendiri diketahui anak dari Suhardiman, salah satu pendiri Golkar yang saat ini menjabat Plt Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), organisasi sayap Golkar.
"Sekarang tinggal 85 (kursi DPR). Ini tidak boleh ada pembenaran dari siapa pun. Ini fakta menyatakan bahwa Golkar mengalami penurunan secara drastis," kata dia. (ase)