Sandi: Jika Tak Ada Oposisi, Pemerintah Akan Ugal-ugalan
- VIVA/Lilis Khalisotussurur
VIVA – Mantan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengatakan kualitas sebuah kebijakan harus diisi dengan check and balance. Sehingga ada kehati-hatian mutu dan diskursus dari kebijakan.
"Itu jadi lebih baik. Akhirnya janji-janji itu harus ditepati betul. Pilpres tidak boleh kayak pil KB, kalau lupa, jadi. Kalau pilpres, kalau jadi, lupa. Jangan sampai kayak gitu," kata Sandiaga dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu, 14 Juli 2019.
Menurutnya, harus ada mekanisme untuk mengingatkan. Karena itu, Sandiaga berharap perubahan ada pada generasi milenial yang progresif, inovatif, kreatif dan inklusif. Apalagi jumlah mereka mencapai delapan juta, bahkan lebih.
"Jika selesai satu urusan bergegas pindah selesaikan urusan lain. Kita berlomba-lomba, insya Allah menuju Indonesia lebih baik," kata Sandiaga.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini, kunci itu semua adalah kerja bersama. Dalam kerja bersama tak perlu ada posisi yang sama.
"Ada yang di dalam, ada yang di luar boleh juga, yang penting apa yang kita perjuangkan. Kita perjuangkan Indonesia adil dan makmur," kata Sandiaga.
Dalam momen diskusi itu Sandiaga juga meminta pendukungnya tak perlu khawatir menyuarakan yang terbaik. Sebab oposisi tak bisa dipecat seperti menteri.
"Jadi oposisi itu tidak bisa dipecat, betul kan. Jadi menteri bisa dipecat enggak? Oposisi bisa enggak? Enggak bisa. Jadi kita enggak perlu khawatir menyuarakan apa yang terbaik," kata Sandiaga.
Ia menjelaskan kualitas demokrasi tak akan meningkat jika pemerintah tidak ada yang mengawal. Akibatnya, mutu dari kebijakan tidak ada yang mengontrol.
"Pemerintah akan ugal-ugalan, tidak ada yang ingetin. Ibaratnya itu harus ada mitra yang di luar, yang enggak peduli pada jabatannya," kata Sandiaga. (ase)