Mereka yang Kuasai Kursi Ketua MPR Sejak Reformasi
VIVA - Di tengah isu reshuffle kabinet atau siapa-siapa saja nantinya yang masuk ke kabinet baru Joko Widodo-Ma'ruf Amin, rupanya muncul adu kuat sejumlah partai politik dalam memperebutkan kursi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Dua partai yang menonjol adalah Partai Golkar dan PKB. Partai yang terakhir justru menyodorkan sang ketua umum, Muhaimin Iskandar. Di luar mereka, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebagai pemenang Pemilu 2019, juga ikut berminat.
Ketua MPR adalah salah satu jabatan yang cukup berpengaruh. Tidak heran bila posisi itu jadi rebutan partai-partai politik.
Dari sisi wewenang, seorang ketua MPR memang memiliki tugas yang strategis. Antara lain, dia harus mampu memimpin sidang MPR dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan, lalu menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara ketua dan wakil ketua.
Tak hanya itu, sang pemimpin wakil rakyat dan DPD itu juga nantinya menjadi juru bicara MPR, melaksanakan putusan MPR, mengoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika, dan lain-lainnya.
Lantas, siapa saja yang berhasil menduduki jabatan itu khususnya sejak era reformasi ini? Berikut ini adalah daftarnya:
1. Amien Rais
Tokoh yang saat ini terkenal sebagai salah satu pentolan kubu oposisi pemerintahan Jokowi itu menjabat ketua MPR pada periode 1999-2004. Ketika memimpin MPR, Amien merupakan ketua umum Partai Amanat Nasional.
Jadi praktis, begitu reformasi bergulir, PAN adalah partai pertama yang berhasil menguasai kursi ketua MPR. Sebelumnya, pada masa Orde Baru, jabatan itu selalu diduduki tokoh dari Golkar.
2. Hidayat Nur Wahid
Pria kelahiran Klaten, 8 April 1960, itu menjabat sebagai ketua MPR pada periode 2004-2009. Saat itu, Hidayat merupakan petinggi Partai Keadilan Sejahtera.
Dengan demikian, PKS adalah partai kedua setelah PAN yang menguasai pucuk pimpinan MPR di era reformasi. Tentunya sebuah prestasi bagi mereka karena ketika itu termasuk partai baru.
3. Taufiq Kiemas
Suami dari Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, tersebut menjabat sebagai ketua MPR pada 2009-2014. Taufiq merupakan tokoh dari PDIP.
Namun, Taufiq rupanya tidak ditakdirkan menyelesaikan jabatan tersebut. Dia dipanggil Yang Maha Kuasa pada 8 Juni 2013.
Terlepas dari itu, sejarah pada akhirnya mencatat bahwa PDIP adalah partai ketiga di era reformasi yang menguasai kursi Ketua MPR, setelah PAN dan PKS.
4. Sidarto Danusubroto
Usai Taufiq berpulang ke rahmatullah, kursi ketua MPR tetap diisi oleh kader dari PDIP. Dia adalah Sidarto Danusubroto.
Pria kelahiran Pandeglang, Banten, 11 Juni 1936, itu menjabat sebagai ketua MPR dari 8 Juli 2013 hingga 1 Oktober 2014. Setelah itu, dia tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
5. Zulkifli Hasan
Pada periode 2014-2019, Partai Amanat Nasional kembali menguasai kursi ketua MPR. Ketua Umum mereka, Zulkifli Hasan, sukses menduduki jabatan tersebut hingga saat ini.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa PAN satu langkah lebih baik dibanding PKS, dan PDIP, dalam konteks mendapatkan kursi Ketua MPR karena mereka sudah berhasil dua kali menempatkan kadernya pada dua periode masa tugas atau 10 tahun.
Bila melihat dari daftar di atas, ternyata Golkar dan PKB belum pernah sekalipun menduduki kursi ketua MPR selama era reformasi ini. Karena itu, tidak mengejutkan jika mereka kini getol berebut posisi tersebut.