Jika Partai Prabowo Gabung Golkar Khawatir Akan Jadi Duri dalam Daging

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur

VIVA – Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini, Ace Hasan Syadzily, mengaku khawatir bila partai dari koalisi Prabowo-Sandiaga bergabung dengan koalisinya. Ketidaksamaan gagasan dianggap akan bisa menjadi duri dalam daging.

Gerindra Dinilai sebagai Parpol Paling Informatif, Komitmen Prabowo Junjung Tinggi Demokrasi

"Saya punya kekhawatiran kalau dari kubu Prabowo mau masuk tanpa memiliki kesamaan gagasan dengan apa yang sudah dijanjikan dalam kampanye kemarin, saya khawatir ini bisa menjadi katakanlah duri dalam daging," kata Ace di komplek parlemen, Jakarta, Rabu 3 Juli 2019.

Ia menjelaskan, rekonsiliasi politik tidak harus dipahami sebagai upaya untuk bagi-bagi kekuasaan. Sebab sebenarnya dalam pilpres kemarin ada perdebatan pada level gagasan, pikiran visi dan misi.

Jadi Parpol Paling Informatif, Gerindra: Penyemangat bagi Kader Perjuangkan Aspirasi Rakyat

"Kalau tiba-tiba misalnya kubu pendukung Pak Prabowo tiba-tiba masuk ke dalam koalisi tentu menurut saya tidak bisa ujug-ujug masuk begitu saja. Masih ada proses, yang terpenting adalah proses bagaimana menyamakan gagasan visi misi mereka yang memang seharusnya sama dulu gitu," kata Ace.

Ia menceritakan di dalam pilpres kemarin terjadi perdebatan yang sangat tajam, bahkan antara gagasan Jokowi dengan Prabowo. Misalnya Prabowo mengkritik secara habis-habisan pembangunan infrastruktur yang dinilai katanya ugal-ugalan. 

Gerindra jadi Partai Politik Paling Informatif, Ungguli PKS hingga PDIP

"Sementara Pak Jokowi mengambil kebijakan infrastruktur sebagai kebijakan utama. Bagaimana kita bisa menyatukan dua gagasan yang berbeda itu dalam satu pemerintahan," kata Ace.

Ia menilai persoalannya bagaimana bisa menyatukan prespektif visi misi gagasan yang berbeda dalam sebuah pemerintahan. Sehingga bukan hanya soal bagi-bagi kekuasaan tetapi yang terpenting adalah pemerintahan Jokowi 5 tahun ke depan harus betul-betul punya legacy.

"Ini kan tidak bisa, bisanya dibangun berdasarkan atas politik kompromi, berdasarkan atas masing-masing kepentingan dan perbedaan gagasan dari masing-masing partai politik," kata Ace.

Ia menambahkan, proses untuk menyatukan diri ke dalam satu koalisi bersama telah melalui proses yang panjang. Sebab ketika Prabowo sibuk untuk memasangkan siapa yang layak mendampinginya, perdebatan koalisinya lebih kepada perdebatan konseptual dan menyusun nawacita jilid kedua. 

"Partai politik masing-masing menawarkan gagasan ide pikiran bahwa program ini harus masuk, kata partai ini.  program ini harus masuk dan sebagainya," kata Ace.

Ia kembali mencontohkan soal 3 program utama Jokowi, di antaranya kartu prakerja, kartu sembako murah dan kartu Indonesia pintar kuliah. Semuanya ditentang oleh kubu Prabowo.

"Bagaimana kubu sebelah yang tak mau menerima ini tiba-tiba masuk ke dalam pemerintahan. ini kan logikanya enggak masuk gitu loh," kata Ace.

Pada prinsipnya, ia mengaku partainya sangat terbuka terhadap anggota koalisi baru. Tapi, salah satu semangat yang ingin dibangun memastikan pemerintahan Jokowi 5 tahun ke depan bisa berjalan baik. 

"Apakah ada jaminan masuknya kubu partai Gerindra, Demokrat, PAN itu akan memberikan kenyamanan bagi pemerintahan Jokowi 5 tahun ke depan? Sehingga proses politik untuk memastikan target-target misalnya orientasi pembangunan sumber daya manusia Pak jokowi itu akan berjalan dengan baik," kata Ace.

Ia mengaku ragu. Sebab Jokowi pernah punya pengalaman ada satu partai yang dulu berbeda secara politik dengan Jokowi, tapi kemudian menyatakan ingin bergabung dengan pemerintahan. Tetapi di dalam pemerintahan, sikapnya berbeda dengan pemerintahan.

"Kami ingin memastikan bahwa pemerintahan Pak Jokowi dikawal sebaiknya, sehingga tidak ada lagi di dalam pemerintahan 5 tahun ke depan ada pihak-pihak yang mengaku menjadi bagian pemerintahan, tetapi koar-koar seperti oposisi di luar, itu berbahaya buat pemerintahan Jokowi ke depan." [mus] 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya