Rocky Gerung Sindir Kecemasan Petahana dan Lembaga Survei Istana

Rocky Gerung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Pakar filsafat dan politik, Rocky Gerung menyindir adanya lembaga survei yang kerap mengeluarkan survei memenangkan pasangan petahana Jokowi-Ma'ruf Amin dengan angka selalu di atas 50 persen. Rocky menyebut lembaga survei ini punya makna sebagai lembaga survei istana.

Rocky mengatakan fenomena munculnya survei ini salah satunya karena ada kecemasan dari kubu petahana. Kecemasan ini terutama pascakeluarnya rilis terbaru survei Litbang Kompas yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf di bawah 50 persen.

"Kita bisa baca kecemasan dari petahana, setelah Kompas memperlihatkan kurva terbaru. Itu yang mungkin menyebabkan dia marah-marah di Yogyakarta," kata Rocky kepada wartawan Senin malam, 1 April 2019 di Jakarta Selatan.

Rocky Gerung Beberkan Peran Jawa Timur Topang Indonesia Timur

Rocky menuturkan, kehadiran survei Kompas telah mematahkan survei yang dikeluarkan 'survei' dari istana tersebut. Ia mengingatkan survei yang marak ini seolah-olah petahana selalu stabil di atas 50-60 persen.

"Sementara ini, selama ini, seluruh survei istana, namanya Lembaga Survei Istana, mengajukan data bahwa petahana sudah di atas 60 persen, tiba-tiba Kompas bilang enggak," katanya.

Mahasiswa Demo Bawa Mobil Tinja, Rocky Gerung Sebut Kejaksaan Jadi Calo

Bagi dia, adanya survei istana tersebut yang aktif mempromosikan Jokowi sebagai petahana.

"Jadi Anda lihat, selama ini seluruh survei istana mempromosikan presiden sedang berpakaian emas, lalu ada anak kecil datang telanjang, anak kecil itu namanya kompas, mereka marah," tuturnya.

Kemudian, ia menyebut dengan adanya survei Kompas terkesan membantah elektabilitas Jokowi yang di atas 50-60 persen.

"Mereka (Jokowi-Ma'ruf) selama ini dipromosikan naik, tiba-tiba ada yang bilang enggak benar. Oleh orang kalap, dia akan mengeluarkan semuanya," ujarnya.

Pengamat politik Rocky Gerung.

6 Tokoh yang Kritik Keras Naturalisasi Timnas Indonesia, Bukan Orang Sembarangan

Shin Tae-yong aktif lakukan naturalisasi pemain keturunan sejak 2020. Kritik keras muncul terkait dampaknya pada pemain lokal. Berikut ini daftar tokoh yang menentangnya.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024