Ajak Pakai Baju Putih, Jokowi Dinilai Bunuh Demokrasi

Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersama pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat pertama Pilpres 20
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA - Sebuah tulisan di secarik kertas yang mengatasnamakan Presiden Joko Widodo, beredar di media sosial. Dalam tulisan itu, berisi ajakan untuk memakai baju putih saat hari pemungutan suara pada 17 April 2019.

Namun, ajakan itu justru menuai kritik. Karena, dinilai berlawanan dengan asas pemilu yang rahasia.

Salah satu orang yang melontarkan ketidaksetujuannya adalah Muhammad Said Didu. Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menilai, ajakan tersebut tidak tepat.

"Bapak Presiden Jokowi yang terhormat, jika ini betul tulisan bapak ada baiknya bapak pelajari asas pemilu yaitu langsung, umum, bebas dan rahasia. Karena rahasia tidak boleh ada simbol-simbol apapun di TPS, kok ini malah bapak suruh rakyat menggunakan simbol. Mohon bapak jangan jadi pembunuh demokrasi," kata Said Didu, melalui akun Twitternya, @saididu, dikutip VIVA, Rabu, 27 Maret 2019.

Politisi Partai Demokratm Andi Arief juga mengomentari tulisan tersebut. Andi menilai, ajakan itu bisa membelah masyarakat.

"Kedua, pemilu itu menurut UU bebas dan rahasia, baju melawan kerahasiaan. Ketiga, bagi yang tak berbaju putih apakah dijamin bebas dari intimidasi," tulis Andi melalui akun Twitternya, @AndiArief_.

Andi mengatakan, ide berbaju putih justru lebih berbahaya ketimbang terorisme. Dia menyampaikan, perkara pembelahan pemilih berdasar baju, mengingatkan masyarakat pada konflik horizontal yang tajam dan cukup lama di Thailand, paska pemilu, yaitu baju kuning vs baju merah. Demikian juga di Brasil.

"Ide baju putih ingin menjadikan Indonesia seperti Thailand?" ujarnya lagi. (asp)

Pemilih Loyal Jokowi di 2019 Bisa Suntik Suara Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
Sandiaga Uno Terharu Lihat Kampanye Prabowo di Sumbar
Polling Institute: Basis di Pilpres 2019 Lebih dari Separuhnya Kembali Pilih Prabowo
 Bahlil Lahadalia Dilantik oleh Presiden Jokowi Menjadi Menteri ESDM

Bahlil: Saya yang Usulkan Pilpres 2024 Ditunda Ketika Jadi Menteri Investasi, bukan Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia kembali pasang badan untuk Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bahwa dirinya yang mengusulkan ide agar menunda waktu Pemilih

img_title
VIVA.co.id
31 Desember 2024