Wakil Ketua MPR: Jangan Belajar Agama Instan dari Internet
- VIVA/Reza Fajri
VIVA – Wakil Ketua MPR Mahyudin menyebut, banyak orang yang saat ini hanya belajar agama secara instan. Dengan demikian, pemahaman yang diperoleh adalah pemahaman keliru, termasuk bisa melahirkan paham radikalisme.
"Ini melahirkan yang namanya radikalisme karena orang sekarang itu kadang-kadang mau belajar agama instan. Tidak mau repot," kata Mahyudin dalam acara "Sosialisasi Empat Pilar MPR" di Desa Kutai Lama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu 24 Maret.
Menurut Mahyudin, belajar agama juga seharusnya dengan berguru kepada para ulama atau juga ustaz. Bukan dengan mempelajari agama dari internet.
"Jangan belajar agama di internet. Belajar agama di internet akhirnya jadi teroris nanti karena belajar ternyata gurunya dari ISIS sana," ujar Mahyudin.
Dia mencontohkan hasil belajar agama yang keliru antara lain seperti pasangan orangtua yang melakukan bom bunuh diri dengan anaknya di Surabaya beberapa waktu lalu. Hal itu menurutnya sangat tidak mencerminkan agama Islam yang sesungguhnya.
"Ada orang punya anak dibawa bom bubuh diri. Orang sakit jiwa. Jadi itu adalah hasil brainwash dari teroris yang menyesatkan kita," ucap dia.
Mahyudin juga mengecam pihak-pihak yang mudah melabelkan kata kafir kepada pemeluk agama lain. Padahal menurutnya dakwah bukan dengan cara mengejek pihak lain.
"Kalau mau berdakwah silakan dengan cara merangkul bukan memukul. Kalau mau berdakwah silakan dengan mengajak bukan mengejek," katanya.
Â