Ada Deklarasi Sana-sini Elektabilitas Jokowi Turun, Apa yang Salah
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Kubu Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 dinilai, harus mulai menyesuaikan strategi pemenangan mereka, menyikapi terjadinya penurunan elektabilitas pasangan capres-cawapres bernomor urut 01 itu.
Menurut Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, terjadinya penurunan elektabilitas seperti diproyeksikan Litbang Kompas adalah pengingat strategi pemenangan saat ini harus lebih menjurus ke upaya-upaya nyata.
"Survei Litbang Kompas ini, harus disikapi secara arif. Jadikan sebagai evaluasi, untuk memaksimalkan kinerja kampanye dari Tim Kampanye Nasional," ujar Ari di Jakarta, Jumat 22 Maret 2019.
Ari menyampaikan, strategi berupa gencarnya deklarasi yang dilakukan berbagai elemen masyarakat terhadap Jokowi-Ma'ruf memang penting. Hanya, satu-satunya hal yang bisa memenangkan Jokowi-Ma'ruf adalah dipilihnya mereka secara nyata oleh masyarakat di TPS pada 17 April 2019.
"Yang paling utama adalah harus dilakukan konversi semua dukungan menjadi suara saat di TPS," ujar Ari.
Ari menegaskan, cara itu misalnya memaksimalkan kinerja elemen-elemen utama TKN yaitu partai politik, relawan, serta simpatisan untuk bisa meyakinkan masyarakat menyalurkan pilihan mereka kepada Jokowi-Ma'ruf.
Selain itu, TKN yang dipimpin Erick Thohir juga harus cerdas menggenjot potensi kekuatan media dan lembaga sipil lain untuk kepentingan meninggikan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.
"Survei Litbang Kompas harus membuat TKN mawas diri juga terhadap kinerja selama ini," ujar Ari.
Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019, sebulan sebelum hari pencoblosan. Hasilnya, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno semakin tipis.
Survei yang dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019 itu mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 49,2 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga semakin mendekati Jokowi dengan 37,4 persen. Adapun 13,4 persen responden menyatakan rahasia. (asp)