Romi-PPP: Puisi Neno Warisman Naif, Segera Tobat
- VIVA/Bayu Januar
VIVA – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy angkat bicara tentang puisi Neno Warisman di acara Munajat 212. Menurut Rommy, puisi yang dibacakan Neno Warisman itu adalah hiperbolisme beragama.
"Seolah-olah kemudian dirinya merasa yang paling benar. Inilah yang sebenarnya sebuah paham intoleran yang hari ini semakin berkembang dan tersemat kepada kelompok-kelompok pendukung 02," ujar Rommy usai Halaqah Alim Ulama di Ponpes Pandanaran, Sleman, Sabtu, 22 Februari 2019.
Rommy menganggap jika puisi Neno Warisman itu merupakan sebuah kenaifan bahwa seakan-akan hanya pendukung capres 02 yang muslim. Rommy menyebut jika seandainya pasangan capres dan cawapres 02 tidak menang maka tak ada lagi yang menyembah Tuhan di Indonesia.
"Memangnya umat Islam mayoritas itu ada di mana? Hari ini kan umat Islam mayoritas ada di pasangan 01. Kalau kemudian dia mengatakan tidak menyembah memangnya yang di 01 kafir semua? Ini kok sudah menghakimi seolah-olah yang ada di paslon 01 semuanya tidak akan menyembah Allah,"ucap Rommy.
Rommy menyarankan agar Neno Warisman menggunakan agama secara santun. Rommy pun meminta agar politisasi agama tak dilakukan secara membabi buta.
"Jadi saya berharap beragamalah dengan sejuk. Jadi mari kita sama-sama tidak menggunakan politisasi agama secara membabi buta sehingga kemudian menutupi kemuliaan agama itu sendiri," urai Rommy.
Rommy pun menyarankan agar Neno Warisman segera bertobat. Pasalnya apa yang dilakukan oleh Neno itu seakan-akan dirinya paling benar dalam beragama.
"Mbak Neno tobatlah secara utuh, dan tidak merasa dirinya sebagai orang yang paling benar di dalam beragama ini. Dan yakinilah bahwa kebenaran itu bisa ada di sisi mana saja. Baik pendukung 01, 02, maupun tidak pendukung siapa-siapa," tutup Rommy.