Petani Tembakau Keluhkan Situasi ke Mbak Tutut

Petani Lereng Sumbing berdialog dengan Siti Hadiyanti Rukmana, 16 Februari 2019.
Sumber :

VIVA – Putri sulung Presiden RI kedua Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut mendengarkan aspirasi para petani tembakau di kawasan Lereng Gunung Sumbing, Jawa Tengah. Para petani mengeluh terkait rendahnya harga tembakau hingga sulitnya mendapatkan pupuk.

Tolak Kenaikan Cukai Tahun Depan, Ini Alasan Petani Tembakau

Berbagai keluhan petani disampaikan dalam acara silaturahmi Ekodaya Ibu Tutut Soeharto bersama Masyarakat Temanggung di area persawahan Dusun Bangsulan Kemloko, Kecamatan Tembarak, Sabtu, 16 Februari 2019. 

Hadir dalam kegitan itu adik Mbak Tutut, Siti Endang Hutami Adiningsih, Ustaz Haikal dan sejumlah caleg Partai Berkarya di DPR RI, DPRD Jateng dan Kabupaten Temanggung.

Gaprindo Sebut PP 109 Belum Terlaksana Tapi Sudah Mau Direvisi

Zulifah (36 tahun) salah satu petani tembakau, mengaku situasi yang dialami para petani kini semakin tidak menentu. Mereka selalu merugi lantaran tata kelola pertanian yang tak menguntungkan. Di saat tanam, mereka kesulitan mendapatkan pupuk. Namun saat panen raya, harganya justru anjlok. 

"Saat panen harapannya dapat untung untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Eh ndak tahunya malah tombok. Nggak tahu kenapa pabrik nggak mau beli," ujar Zulfiah saat bedialog dengan mbak Tutut.

Revisi PP 109/2012 Dinilai Merugikan Petani Tembakau

Saat ini harga tembakau di Desa Kemloko Kecamatan Tembarak, Zulfiah menyebut anjlok total. Dari biasanya Rp50-60 ribu per kilogram menjadi Rp15-25 ribu per kilogram. Ada juga hasil panen petani lainnya yang bahkan tidak laku sama sekali. 

Mat Rozaki, petani lainnya juga mengeluhkan kepastian nasib para petani tembakau di daerahnya. Menurutnya  harga tembakau masih tinggi terakhir terhadi di tahun 2011 silam. Saat itu petani di wilayahnya cukup berjaya. Namun mulai tahun 2012 harga mulai anjlok dan terus tidak menentu hingga saat ini. 

"Ndak tahu alasannya apa. Sekarang kok anjlok. Selain harga masalah kami juga kerap gagal panen. Pupuk jadi sulit, belum lagi permainan tengkulak," ujar dia.  

Mbak Tutut menyatakan rasa keprihatinannya mendengar keluhan para petani. Apalagi Temanggung sendiri selama ini dikenal sebagai daerah penghasil tembakau terbaik di negeri ini. Menurutnya, ada yang tidak pas dalam sistem pertanian. 

Ia berkomitmen persoalan-persoalan yang dihadapi petani mesti ditangkap oleh para calon anggola legislatif dari Partai Berkarya. Mereka harus  mencarikan solusi dan terus berpihak kepada petani saat nantinya terpilih dan duduk sebagai legislatif.

"Ingat bagi caleg-caleg Partai Berkarya, kalau nanti jadi akan saya awasi. Perjuangkan kesejahteraan masyarakat," tegas Mbak Tutut.

Ia menginginkan program-program pertanian yang dijalankan pemerintah harus terus dikawal dengan ketat. Kehadiran Partai Berkarya juga diharapkan benar-benar dirasakan bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam kesempatan itu Mbak Tutut menyerahkan bantuan pupuk untuk meringankan beban petani dalam jangka pendek. Jumlahnya pun cukup untuk 5 hektare lahan pertanian. Untuk solusi jangka panjang pihaknya akan mendirikan demplot pertanian sebagai percontohan bagi masyarakat. Sejumlah bantuan itu pun disambut suka cita para petani. 
 

Warga menjemur tembakau di Desa Tuksongo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah

Pengamat: Revisi PP Tembakau yang Asal Ganggu 5,9 Juta Pekerja

Revisi PP 109/2012 akan berdampak kepada nasib 5,98 juta jiwa yang menggantungkan mata pencahariannya di sektor tembakau.

img_title
VIVA.co.id
5 Oktober 2021