Dikritik SBY-Mega, Momentum Prabowo Naik Panggung
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mendapat sindiran dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Banmbang Yudhoyono dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dinamika politik ini ikut mendapat perhatian dari politikus PKS, Fahri Hamzah.
Fahri menilai, kritikan SBY atau Megawati harus menjadi pelecut Prabowo agar tampil lebih aktif. Sebagai capres penantang. Prabowo menurutnya jangan sering absen.
"Kritik baik ibu Mega dan pak SBY itu konsennya sama, pak Prabowo sebagai kandidat harus lebih aktif. Jadi, panggungnya di depan kantor pemenangannya. Itu mulai harus diefektifkan sebagai panggung tandingan. Jadi podiumnya itu harus jadi podium tandingan, jangan terlalu sering absen," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Jumat 16 November 2018.
Ia juga merespons soal balasan SBY terhadap pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Bagi dia, kritikan Muzani yang terkesan menyalahkan SBY dan Demokrat yang seolah-olah tak mau berjuang untuk kandidatnya memang mengundang keprihatinan. Sebab, dengan insiden ini terlihat di kubu penantang ini tak terkonsolidasi.
Bagi Fahri berbeda dengan koalisi pendukung capres petahana. Meski tak terkonsolidasi tetap tak terlihat karena Jokowi sebagai capres terlihat sibuk bekerja. "Kalau petahana itu biar tidak terkonsolidasi tetapi kandidatnya itu harus kelihatan, harus kerja, kerja. Dia kan incumbent, presiden. Kan jadi tetap sibuk ketemu rakyat bagi-bagi sertifikat," ujar Wakil Ketua DPR RI itu.
Sementara, untuk kubu penantang petahana, ia menambahkan sebaiknya kandidatnya bisa menyampaikan insiden aktual dengan data. Ia pun mencontohkan seperti masalah pencairan bantuan yang tersendat bagi rakyat korban gempa Lombok.
"Pemerintah belum mencairkan bantuan untuk NTB, banyak data yang harusnya calonnya penantang ini harus aktif dia dan karena itu tim di sekitarnya ini harus menyuplai secara aktif apa yang diperlukan." (mus)