Kubu Jokowi-Ma'ruf: Kaum Buta dan Budek Ada di Alquran

Bakal Calon Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Maman Imanulhaq, menegaskan pernyataan 'buta' dan 'budek’ yang dilontarkan cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, tidak bermaksud menyidir kaum difabel. Menurut Maman, pernyataan Kiai Ma'ruf itu merupakan kiasan.

Istri Andre Taulany Diduga Pernah Hina Prabowo Sakit Jiwa di Pilpres 2019

"Itu kiasan Kiai Ma'ruf Amin. Ada di Alquran surat Al Baqarah. Itu ada, jelas, orang-orang yang sudah ada datanya, faktanya jelas ada, tapi mereka tidak mau menerima, memanipulasi," kata Maman dalam perbincangan di program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Senin, 12 November 2018.

Lebih jauh, Maman menyebut banyak prestasi dan pencapaian yang dilakukan Jokowi-JK selama empat tahun memimpin. Mulai dari penurunan angka kemiskinan, infrastruktur, ekonomi dan sebagainya. Sayangnya, ada pihak yang menafikkan semua prestasi itu.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Ini ada orang yang tak menghargai kinerja orang lain, ini serius, tentu kalimat yang dilontarkan Kiai Ma'ruf Amin dalam rangka ini. Kritik boleh, tapi realistis, jangan menutup mata," ujarnya.

Terkait kontroversi dari kata yang dilontarkan cawapres Jokowi, politikus PKB ini mengatakan sebagai seorang ulama, Ma'ruf Amin sadar betul apa yang dia ucapkan. Bisa jadi, kata-kata yang dia sampaikan merefleksikan apa yang sedang dipikirkan atau aktivitas yang baru saja dilakukan.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Mungkin beliau baru baca Alquran, kan (acara) masih pagi, kita pahami itu diksi orang. Orang baca filsafat diksinya filasafat. Munculnya diksi-diksi baru ini harusnya mencerdaskan jangan digoreng-goreng," ucapnya.

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai perang kata antar sesama pasangan capres-cawapres di masa kampanye lumrah terjadi. Sebelumnya Jokowi dengan 'Politikus Sontoloyo' dan 'Politik Genderuwo'. Kemudian Prabowo dengan 'Tampang Boyolali'. "Ini jual beli serangan saja," ujar Adi Prayitno.

Namun demikian, ia mengakui ada pilihan diksi yang kurang pas dari KH Ma'ruf Amin dengan melontarkan kata buta dan budek. Apalagi ketika kata-kata buta dan tuli merujuk pada ayat dalam surat Al Baqarah, yang menurut Adi, tafsirnya menjadi sangat berlebihan. Sebab, ayat tersebut konteksnya berbeda dengan realita politik di Tanah Air.

"Diksinya menurut saya agak sedikit bermasalah. Ada prestasi pemerintah iya, ada kekurangan iya. Pemimpin ada celahnya iya, tapi ya jangan ngotot-ngotot amat (membela dan mengkritik)," kata Adi.

Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyindir orang-orang yang selama ini tidak mengakui kinerja dan prestasi selama pemerintahan Jokowi. Ketua Majelis Ulama Indonesia itu sampai menyebut mereka yang tidak bisa melihat dan mendengar prestasi Jokowi dengan sebutan buta dan budek.

Pernyataan Kiai Ma'ruf itu disampaikan saat deklarasi relawan Jokowi-Ma'ruf di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu, 10 November 2018.

"Orang-orang yang sehat bisa dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan oleh Pak Jokowi, kecuali orang budek saja tidak mau mendengar informasi dan kecuali orang-orang buta saja tidak bisa melihat realitas kenyataan," kata Ma’ruf. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya