Munarman: Propagandis Cebong Berkeinginan Mencelakakan Habib Rizieq
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Polemik yang menyeret Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi menjadi perhatian publik. Rizieq sempat diperiksa kepolisian Saudi karena diduga mengetahui pemasangan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid di kediamannya di Mekah.
Kuasa hukum FPI, Munarman, menegaskan opini yang tersebar dengan propaganda baik yang menggunakan pernyataan pengamat sebagai sia-sia. Ia menilai operasi false flag yang mengincar Habib Rizieq gagal total.
"Dari rangkaian peristiwa fitnah yang menimpa HRS (Habib Rizieq Shihab) bisa dilihat dari berbagai indikasi di antaranya penghilangan kamera CCTV beberapa hari sebelum heboh, seolah ada pemasangan bendera di tembok rumah HRS," kata Munarman dalam keterangannya, Jumat malam, 9 November 2018.
Munarman menambahkan, selanjutnya dalam waktu singkat, beredar foto tembok rumah Rizieq dengan bendera dan beredarnya di media sosial. Hal ini menjadi janggal karena ada dua versi foto yang beredar.
"Lalu ada dua versi foto bendera yang beredar. Ini bentuk kedunguan dari si pembuat photoshop. Saat HRS keluar rumahnya, bendera tersebut sudah tidak ada," jelasnya.
Munarman heran karena dalam waktu singkat, lagi-lagi di media sosial Tanah Air viral foto Rizieq bersama aparat keamanan beredar dengan berbagai teriakan gembira.
"Mereka senang sekali HRS mendapat kesulitan berurusan dengan pihak berwenang Saudi. Juga adanya pembentukan opini di Indonesia melalui medsos bahwa HRS ditangkap," tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskan Munarman ada kejanggalan dalam foto yang diprediksinya sudah diedit itu. Sebab, dalam zoom kedua photoshop yang beredar di media sosial terlihat perbedaan sudut kemiringan tembok dengan kemiringan bendera.
"Juga tidak terlihat paku atau tali sebagai sarana bendera tersebut menempel di tembok. Bagaimana bendera ajaib itu bisa nempel di tembok tanpa sarana pengikatnya," ujarnya.
Foto: Tokoh dan kuasa hukum FPI, Munarman
Baca: Habib Rizieq Buka Suara soal Kabar Penangkapannya
Munarman melanjutkan, usai pemeriksaan, Habib Rizieq sudah bisa kembali ke rumahnya. Bahkan, ia mendapatkan informasi aktivitas Rizieq seperti biasa dengan didatangi beberapa tamu yang dikenalnya di kediamannya.
"Dalam kasus ini, apabila benar ada bendera maka seharusnya HRS tidak bisa kembali ke rumah," ujarnya.
Munarman menyinggung aksi propaganda di berbagai media seperti televisi yang mati-matian menyatakan ada bendera yang terpasang. Bagi dia, hal ini aneh karena mereka tak mengetahui dan tak ada di lokasi.
"Ini artinya agenda politik melalui jalur fitnah propagandis berselimut pengamat maupun propagandis cebong sangat berkeinginan mencelakakan HRS dan membentuk opini hitam melalui berbagai media," tuturnya. (ase)