Jokowi Jelaskan Istilah Politisi Sontoloyo
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Presiden Joko Widodo, memberikan penjelasan terkait perkataannya yang menyebut banyak politikus sontoloyo.
Jokowi awalnya menyebut politikus sontoloyo, saat pembagian 5.000 sertifikat tanah di Lapangan A. Yani Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Selasa kemarin 23 Oktober 2018.
Mantan gubernur DKI itu, akhirnya memberi penjelasan kenapa sampai ia terlihat marah hingga keluar kata-kata politikus sontoloyo.
"Jadi gini menjelang pemilu ini banyak cara-cara yang tidak sehat yang digunakan oleh politisi. Segala jurus dipakai untuk memperoleh simpati rakyat," kata Jokowi, di ICE BSD, Tangerang, Rabu 24 Agustus 2018.
Hanya cara yang digunakan untuk meraih simpati masyarakat itu, menurut Jokowi, justru tidak beradab sama sekali. Bahkan, lanjutnya, tidak ada tata krama.
"Tapi yang enggak baik sering menyerang lawan politik dengan cara-cara yang tidak beradab, juga tidak ada tata kramanya. Itu yang enggak sehat seperti itu," jelasnya.
Maka, zaman sekarang menurutnya bukan lagi menggunakan model kampanye, yang adu domba dan pecah belah masyarakat. Bukan zamannya lagi politik kebencian.
Tetapi, saat ini adalah politik adu program, adu ide dan adu gagasan, untuk membangun Indonesia ke depan.
"Kalau masih pakai cara-cara lama seperti itu, masih memakai politik kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah itu namanya politik sontoloyo," katanya.