PDIP Tunggu Kritikan Fadli Zon di Forum Resmi
- VIVA.co.id/Lilis Khalis
VIVA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon masih tak henti menyinggung pertemuan IMF-World Bank di Bali. Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hendrawan Supratikno mengingatkan bahwa masih ada yang mengritik namun dengan cara yang lebih substantif.
"Bukan hanya Fadli Zon yang kritik IMF. Para ekonom, dan bahkan Presiden Jokowi, juga mengritik IMF. Hanya caranya yang berbeda. Jokowi menyampaikannya dengan tenang, santun dan substantif. Digunakan ilustrasi cerdas," kata Hendrawan ketika dihubungi, Minggu 14 Oktober 2018.
Anggota Komisi XI DPR ini menjelaskan para ahli dan ekonom dunia banyak yang sudah menulis agar globalisasi ekonomi berjalan lebih adil dan inklusif. Lembaga seperti IMF dan World Bank juga sudah banyak diminta menekankan aspek distribusi kekayaan dan etika sosial.
"Pada dasarnya, kita ingin menyaksikan IMF dan World Bank yang lebih menyuarakan kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan negara kaya," ujar Hendrawan.
Hendrawan memahami kritikan Fadli tersebut. Namun, dia menilai kritikan Fadli itu akan lebih mengena jika disampaikan lewat forum seperti pertemuan IMF itu, ketimbang hanya di media sosial.
"Relevan, tapi lebih efektif bila dilakukan melalui pertemuan-pertemuan eksekutif seperti yang di Bali itu. Suara kolektif negara-negara berkembang bisa disuarakan secara lebih jelas disertai usulan solusi kongkrit," kata Hendrawan.
Sebelumnya, Fadli Zon, menyampaikan pernyataan melalui akun Twitternya tentang perhelatan pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. Menurut dia, Presiden pertama RI Soekarno pasti menangis bila melihat pemerintah menjamu neokolonialis sampai Rp1 triliun. Â
"Kalau Bung Karno masih hidup, saya yakin ia menangis melihat pemerintah menjamu neokolonialis Rp trilyun," begitu cuitan Fadli dalan akun twitternya @fadlizon, Minggu 14 Oktober 2018.