Jokowi-Ma'ruf bakal Kebut Kampanye ke Daerah-daerah Awal 2019
- VIVA.co.id/ Nur Faishal.
VIVA – Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, hingga akhir tahun 2018 nanti belum intensif berkampanye. Namun, awal 2019 mendatang, mereka akan langsung tancap gas.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ahmad Basarah, mengatakan memang jadwal kampanye sedang diatur. Untuk satu bulan ke depan, kampanye ke sejumlah daerah di Indonesia belum secara intensif dilakukan.
"Ada durasi dan frekuensi yang kita atur. Tentu pada bulan pertama di bulan September akhir ini sampai dengan bulan Oktober irama kampanye Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin akan belum intensif," kata Basarah saat ditemui di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa 25 September 2018.
Ada sejumlah pertimbangan yang membuat Jokowi belum turun ke daerah-daeah melakukan kampanye. Capres incumbent itu masih melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Negara. Sementara Cawapres Ma'ruf Amin, sudah dijadwalkan banyak menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh.
Wakil Sekjen PDIP itu memprediksi intensitas kampanye mereka bakal dikebut pada tiga bulan sebelum hari pencoblosan, yakni bulan-bulan awal tahun 2019.
"Saya kira tugas domestik mereka masing-masing akan diprioritaskan. Nanti sekitar bulan Desember atau Januari saya kira intensitas kampanye kedua capres-cawapres kita akan lebih intensif keliling ke berbagai daerah," jelas Basarah.
Duet kandidat yang mengusung paket kepemimpinan nasionalis-religius itu diharapkan saling melengkapi ketika nanti turun berkampanye ke masayarakat.
"Saya kira keduanya akan mix, saling melengkapi, karena Pak Jokowi meskipun seorang tokoh nasionalis tetapi beliau seorang nasionalis yang sangat religius yang taat menjalankan perintah agama," jelas Basarah.Â
Bahkan mereka bisa saling bertukar posisi. Jokowi bisa intensif mendekati kelompok Islam, sementara Ma'ruf, memperkuat basis di kalangan nasionalis.
"Jadi Pak Jokowi pun akan berkampanye di kalangan Islam dan, sebaliknya, Kiai Ma'ruf Amin sebagai tokoh NU, sebagai Islam kebangsaan, juga akan berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan masyarakat dari golongan kebangsaan," lanjut Basarah. (ren)