SBY Jadi Isu Hoax, Demokrat Minta Jokowi Tegur Pendukungnya
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Elite Demokrat menyindir agar pendukung kubu petahana tak lagi menyebar informasi hoax yang menyerang Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Kali ini, Demokrat geram karena munculnya video SBY yang menyatakan mendukung nomor 01 yaitu Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean mengingatkan sebagai capres, Jokowi sudah tandatangan prasasti dalam kampanye damai bersama capres rival, Prabowo Subianto pada Minggu, 23 September 2018. Deklarasi kampanye damai ini tujuannya untuk menghindari hoax dan kampanye hitam.
"Namun apa daya, sepertinya itu hanya sebuah seremonial saja tanpa arti dan tanpa makna sebagaimana sepatutnya," kata Ferdinand dalam pesan singkatnya, Selasa, 25 September 2018.
Ferdinand menyebut Demokrat merasa dirugikan dengan ulah pendukung Jokowi di media sosial. Dukungan ini menurutnya keliru dengan cara menyebar hoax serta memakai gambar SBY dalam video maupun gambar dukungan. Terbaru, kata dia, soal video SBY yang mengimbau untuk mencoblos nomor 01.
"Di media sosial dan beredar dari grup-grup percakapan WA, sebuah video yang di edit dan dipotong entah oleh siapa dan kemudian diedarkan para pendukung Jokowi secara masif di medsos," jelas Ferdinand.
Ia kecewa karena dalam video itu diedit dengan ditambahi narasi seolah SBY mendukung Jokowi-Ma'ruf. Padahal, informasi yang benar video tersebut adalah pernyataan SBY soal dukungan terhadap salah satu pasangan calon gubernur yang bersaing di Pilkada serentak 2015 lalu.
"Video tersebut adalah video dukungan kepada salah satu pasangan calon gubernur yang diusung Partai Demokrat pada Pilkada 2015 lalu. Jadi bukan dukungan ke Jokowi," sebutnya.
Kemudian, Ferdinand pun meminta agar Jokowi sebagai capres bisa mengingatkan pendukungnya tak menggunakan hoax dalam memberikan dukungan. Bagi dia yang mewakili Demokrat, teguran Jokowi kepada pendukungnya sangat diperlukan.
"Teguran Jokowi sangat perlu kepada pendukungnya kecuali Jokowi menikmati hoax itu supaya juga tidak muncul dugaan bahwa jangan-jangan malah tim Pak Jokowi yang memfasilitasi editing video tersebut," ujar Ferdinand.