Nomor Urut Satu Hoki Cuma Mitos, Buktinya Prabowo Pernah Keok
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA – Komisi Pemilihan Umum akan mengundi nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk pemilihan presiden 2019 pada Jumat malam 21 September 2018. Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai nomor itu tak akan terlalu berpengaruh banyak.
"Pengundian nomor urut tak ada pengaruhnya pada elektabilitas capres, karena nomor urut sebatas pelabelan paslon saja. Meski begitu, pasti ada saja upaya mitologisasi nomor urut yang dikaitkan dengan hoki politik," kata Adi ketika dihubungi VIVA.
Adi mengatakan elektabilitas para kandidat lebih berkaitan dengan kerja-kerja politik nyata di bawah. Mengenai anggapan nomor urut satu lebih diuntungkan, menurutnya hal tersebut hanya mitos.
"Itu hanya mitos, karena tak ada korelasinya dengan kemenangan. Pemilu 2014 lalu Prabowo nomor urut 1 tapi kalah sama Jokowi. Di banyak pilkada, paslon nomor urut 1 juga banyak yang tumbang seperti di Jatim dan Banten," ujar Adi.
Meskipun demikian, dia menilai para tim pemenangan jangan melupakan nomor urut itu juga. Karena menurut Adi, dari nomor urut itu tetap bisa dimanfaatkan saat kampanye.
"Penting untuk simbolisasi dan memudahkan pemilih mengenal paslon dengan mudah. Itu saja kegunaan nomor urut itu," kata Adi.
Lokasi pengambilan nomor pasangan para capres-cawapres akan dilakukan di aula lantai dua gedung KPU. Kedua pasangan capres-cawapres nanti akan duduk berdampingan di kursi yang sudah disediakan.
KPU kemudian akan memanggil cawapres pasangan masing-masing terlebih dulu untuk mengambil nomor urut awal. Jika yang mendapat nomor paling kecil maka capres pasangannya yang duluan untuk mengambil nomor urut dalam pilpres nanti.
Setelah kedua calon presiden mengambil nomor dari dalam kotak, nomor itu harus dibuka secara bersamaan oleh kedua calon presiden di atas panggung yang telah disediakan KPU. (ase)